Masyarakat di tiga kabupaten Maluku Utara (Malut) menggelar panen raya padi dengan produksi 27.408 ton gabah kering giling (GKG) melalui program pemerintah bernama Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) dalam mendorong program pertumbuhan ekonomi desa.
"Untuk panen padi di Malut pada Januari-September 2024 di lahan sekitar 8.418 hektare, mengalami kenaikan 1.261 hektare atau l7,62 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 7.157 hektare dan di Malut difokuskan di Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Barat dan Halmahera Tengah pada empat kecamatan dan 20 desa," kata Koordinator TEKAD Kabupaten Halmahera Selatan Bahri Saleh dihubungi, Jumat.
Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Malut memperkirakan produksi padi Januari- September 2024 mencapai 27.408 ton GKG naik 2.358 ton GKG atau 9,41 persen dibanding produksi padi di Januari-September 2023 yang sebesar 25.050 ton GKG.
Sedangkan, produksi beras pada Januari-September 2024, untuk konsumsi pangan penduduk, diperkirakan sekitar 15.337 ton, mengalami kenaikan 1.319 ton atau 9,41 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang hanya 14.018 ton.
Sementara itu, luas panen jagung piplar pada Januari-September 2024 diperkirakan 1.222 hektare, mengalami penurunan 77 hektare atau 5,35 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 1.299 hektare.
Begitu pula, untuk produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada Januari-September 2024 diperkirakan 4.286 ton, mengalami penurunan 1.470 ton atau 25,54 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 5.756 ton.
Seperti diketahui, TEKAD adalah program unggulan Kementerian Desa dan PDTT bekerja sama IFAD. Program ini kehadirannya untuk memicu serta mendorong pertumbuhan ekonomi di desa.
Tidak itu saja, melalui pendampingan yang dilakukan diharapkan mengubah perilaku masyarakat desa dari cara bercocok tanam secara tradisional selanjutnya menggunakan teknologi tepat guna.
"Targetnya memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi masyarakat desa, terutama yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan saat ini," kata Bahri.
Program ini menyasar tiga kelompok masyarakat yakni kaum difabel, sesuai gender dan rumah tangga miskin. Target capaian program dengan kelompok penerima manfaat.
Melakukan inovasi pembelajaran, mengatasi kelangkaan pasokan beras terutama di desa, karena itu penting adanya improvisasi dan Inovasi serta kolaborasi, terutama peran penting serta dukungan pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Balitbangda, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan bersama koordinator TEKAD, dan fasilitatornya yang terlibat langsung di lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Untuk panen padi di Malut pada Januari-September 2024 di lahan sekitar 8.418 hektare, mengalami kenaikan 1.261 hektare atau l7,62 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 7.157 hektare dan di Malut difokuskan di Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Barat dan Halmahera Tengah pada empat kecamatan dan 20 desa," kata Koordinator TEKAD Kabupaten Halmahera Selatan Bahri Saleh dihubungi, Jumat.
Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Malut memperkirakan produksi padi Januari- September 2024 mencapai 27.408 ton GKG naik 2.358 ton GKG atau 9,41 persen dibanding produksi padi di Januari-September 2023 yang sebesar 25.050 ton GKG.
Sedangkan, produksi beras pada Januari-September 2024, untuk konsumsi pangan penduduk, diperkirakan sekitar 15.337 ton, mengalami kenaikan 1.319 ton atau 9,41 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang hanya 14.018 ton.
Sementara itu, luas panen jagung piplar pada Januari-September 2024 diperkirakan 1.222 hektare, mengalami penurunan 77 hektare atau 5,35 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 1.299 hektare.
Begitu pula, untuk produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada Januari-September 2024 diperkirakan 4.286 ton, mengalami penurunan 1.470 ton atau 25,54 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 5.756 ton.
Seperti diketahui, TEKAD adalah program unggulan Kementerian Desa dan PDTT bekerja sama IFAD. Program ini kehadirannya untuk memicu serta mendorong pertumbuhan ekonomi di desa.
Tidak itu saja, melalui pendampingan yang dilakukan diharapkan mengubah perilaku masyarakat desa dari cara bercocok tanam secara tradisional selanjutnya menggunakan teknologi tepat guna.
"Targetnya memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi masyarakat desa, terutama yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan saat ini," kata Bahri.
Program ini menyasar tiga kelompok masyarakat yakni kaum difabel, sesuai gender dan rumah tangga miskin. Target capaian program dengan kelompok penerima manfaat.
Melakukan inovasi pembelajaran, mengatasi kelangkaan pasokan beras terutama di desa, karena itu penting adanya improvisasi dan Inovasi serta kolaborasi, terutama peran penting serta dukungan pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Balitbangda, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan bersama koordinator TEKAD, dan fasilitatornya yang terlibat langsung di lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024