Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan deteksi kasus Tuberkulosis (TBC) menjadi langkah pertama yang perlu dilakukan dalam rangka mengakhiri atau mengeliminasi penyebaran penyakit tersebut.
"Langkah yang nomor satu sama seperti penyakit menular lain, itu harus ditemukan dulu. Dari satu juta (kasus TBC) yang ditemukan cuma 400 ribu. Mereka kan menular sifatnya, kalau gak ditemukan kayak COVID-19 dia lari ke mana mana," kata Menkes Budi saat ditemui usai menghadiri upacara Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Kantor Kemenkes, Jakarta, pada Selasa.
Menurutnya, TBC merupakan pandemi terbesar di dunia, yang sampai sekarang belum tertangani sepenuhnya, dimana penyakit ini telah menyebabkan kematian bagi lebih dari satu miliar jiwa dalam 200 tahun terakhir.
Oleh karena itu ia menegaskan bahwa TBC harus dapat diidentifikasi dan dideteksi di seluruh jaringan fasilitas kesehatan.
Baca juga: Menkes sebut pemeriksaan kesehatan gratis cegah masyarakat dirawat di RS
"Saya ingin memastikan bahwa TBC sebagai penyakit menular itu harus bisa diidentifikasi, diskrining, didiagnosa oleh seluruh jajaran fasilitas kesehatan kita," ucap Menkes.
Pada tahun 2023, kata dia, ditemukan sebanyak 800 ribu kasus TBC dan Kemenkes pada tahun ini menargetkan upaya deteksi bisa menemukan 900 ribu kasus.
Ia juga menjelaskan inovasi pada obat-obatan TBC yang dikembangkan saat ini memungkinkan penderitanya bisa melewati masa terapi dalam jangka waktu lebih pendek untuk mencapai sembuh total, dimana pengobatan saat ini sudah bisa diselesaikan dalam empat sampai enam bulan.
"Kemarin saya baru acara di Bali ini ada kongres TBC besar, itu dicoba untuk TBC obatnya bisa ditekan ke satu bulan karena masalah TBC itu orang gak sabar mesti minum obat," ujar Menkes.
Baca juga: Menkes: Edukasi mengenai skrining kesehatan bersifat harus
Melalui deteksi kasus TBC serta serta pengobatan yang berkelanjutan, maka angka kasus atau prevalensi TBC bisa ditekan.
Menkes Budi juga mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia aktif terlibat dalam uji klinis fase ketiga vaksin TBC sehingga ditargetkan vaksin tersebut bisa selesai dikembangkan sebelum tahun 2029.
"Indonesia juga sekarang sedang aktif melakukan clinical trial fase tiga untuk vaksin TBC di lima center di Indonesia dan diharapkan Indonesia bisa berperan aktif menyelesaikan vaksin TBC baru ini sebelum tahun 2029," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes sebut upaya eliminasi TBC dimulai dengan deteksi kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Langkah yang nomor satu sama seperti penyakit menular lain, itu harus ditemukan dulu. Dari satu juta (kasus TBC) yang ditemukan cuma 400 ribu. Mereka kan menular sifatnya, kalau gak ditemukan kayak COVID-19 dia lari ke mana mana," kata Menkes Budi saat ditemui usai menghadiri upacara Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Kantor Kemenkes, Jakarta, pada Selasa.
Menurutnya, TBC merupakan pandemi terbesar di dunia, yang sampai sekarang belum tertangani sepenuhnya, dimana penyakit ini telah menyebabkan kematian bagi lebih dari satu miliar jiwa dalam 200 tahun terakhir.
Oleh karena itu ia menegaskan bahwa TBC harus dapat diidentifikasi dan dideteksi di seluruh jaringan fasilitas kesehatan.
Baca juga: Menkes sebut pemeriksaan kesehatan gratis cegah masyarakat dirawat di RS
"Saya ingin memastikan bahwa TBC sebagai penyakit menular itu harus bisa diidentifikasi, diskrining, didiagnosa oleh seluruh jajaran fasilitas kesehatan kita," ucap Menkes.
Pada tahun 2023, kata dia, ditemukan sebanyak 800 ribu kasus TBC dan Kemenkes pada tahun ini menargetkan upaya deteksi bisa menemukan 900 ribu kasus.
Ia juga menjelaskan inovasi pada obat-obatan TBC yang dikembangkan saat ini memungkinkan penderitanya bisa melewati masa terapi dalam jangka waktu lebih pendek untuk mencapai sembuh total, dimana pengobatan saat ini sudah bisa diselesaikan dalam empat sampai enam bulan.
"Kemarin saya baru acara di Bali ini ada kongres TBC besar, itu dicoba untuk TBC obatnya bisa ditekan ke satu bulan karena masalah TBC itu orang gak sabar mesti minum obat," ujar Menkes.
Baca juga: Menkes: Edukasi mengenai skrining kesehatan bersifat harus
Melalui deteksi kasus TBC serta serta pengobatan yang berkelanjutan, maka angka kasus atau prevalensi TBC bisa ditekan.
Menkes Budi juga mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia aktif terlibat dalam uji klinis fase ketiga vaksin TBC sehingga ditargetkan vaksin tersebut bisa selesai dikembangkan sebelum tahun 2029.
"Indonesia juga sekarang sedang aktif melakukan clinical trial fase tiga untuk vaksin TBC di lima center di Indonesia dan diharapkan Indonesia bisa berperan aktif menyelesaikan vaksin TBC baru ini sebelum tahun 2029," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes sebut upaya eliminasi TBC dimulai dengan deteksi kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024