Ambon (Antara Maluku) - Bupati Sorong Selatan, Papua Barat, Otto Ihalauw, dipastikan menghadiri perayaan HUT pahlawan nasional Thomas Matulessy yang bergelar Kapitan (panglima perang) Pattimura di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah pada 15 Mei 2014.

Ketua Latupati (pemangku adat) Saparua, John Pattisahusiwa, Kamis, mengatakan, Otto dan rombongan telah berada di sana sejak Kamis siang.

"Kami hanya dikoordinasikan melalui telpon genggam (HP) bahwa Bupati Sorong Selatan sedang menuju Saparua untuk menghadiri perayaan hut pahlawan nasional Pattimura ke -197," ujarnya.

John yang juga Raja (sapaan kepala desa di Maluku) Sirisori Islam itu mengapresiasi kehadiran Otto karena dalam kapasitasnya sebagai Bupati Sorong Selatan maupun pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bisa menyosialisasikan heroisme perjuangan Pattimura dan kawan - kawan melawan kolonialisme penjajah Belanda pada 1817.

Apalagi, hanya bersenjatakan parang, salawaku (tameng) dan tombak ternyata mampu merebut benteng Belanda di Saparua yakni Duursterde.

Terpenting juga adalah sejarah mencatat saat penyerangan ke benteng pertahanan Belanda itu diduduki dan hanya anak dari Residen Belanda, Johannes Rudolph van den Berg yakni Jean Lubbert van den Berg yang selamat.

"Jadi Otto dalam kapasitasnya sebagai Bupati Sorong Selatan maupun pengurus APKASI bisa termotivasi dengan sejarah perjuangan Pattimura dan kawan - kawan, selanjutnya menyosialisasikannya dalam realisasi pembangunan di Sorong Selatan maupun Tanah Air," kata John.

Dia juga meapresiasi perayaan HUT pahlawan nasional diselenggarakan di Saparua pada 15 Mei 2014.

"Kami apresiasi HUT pahlawan nasional Pattimura ke- 197 dirayakan kembali di Saparua dengan pertimbangan keamanan menjelang pemilihan Presiden (Pilpres) pada 9 Juli 2014, " ujarnya.

HUT ke-196 juga diselenggarakan di Saparua karena mempertimbangkan insiden bentrokan antarwarga jelang perayaan pada 2012 menjadi catatan penting pelaksanaan upacara Pattimura.

"Jadi wajar sekiranya perayaan HUT pahlawan nasional itu dikembalikan ke daerah asal perjuangan melawan kolonialisme penjajah Belanda saat itu ( 1817) oleh Pattimura dan kawan - kawan," ujarnya.

Perayaan di Saparua juga strategis untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata maupun lainnya di pulau terkenal dengan rempah - rempah( cengkih - pala - fuli).

"Pastinya mendorong pengembangan berbagai sektor dengan manfaat ganda bagi pertumbuhan ekonomi pulau Saparua, Nusalaut, Haruku," kata John Pattisahusiwa.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014