Penjabat Bupati Maluku Tenggara (Malra) Samuel Huwae menyebut angka stunting di Malra mengalami penurunan Per Desember 2024.
"Kita patut bersyukur, karena angka stunting Malra turun menjadi 15,60 persen,"ungkap Huwae dalam amanatnya saat acara peluncuran Gerakan Aksi Bergizi di Langgur, Jumat (13/12/2024).
Kendati demikian, sebut Huwae angka tersebut masih berada di atas target nasional yakni 14 persen. Dengan kata lain, Pemkab Malra masih harus berupaya untuk menurunkan 1,60 persen angka stunting sehingga dapat menjawab target pemerintah pusat.
Atas keberhasilan tersebut Pj Huwae mengharapkan, agar tim fokus pada penanganan isu sentral pada lokus-lokus stunting misalnya air bersih, sanitasi dan perumahan rakyat layak huni.
“Dengan demikian, maka target Pemkab Malra untuk penurunan angka stunting dapat terpenuhi,”katanya
Stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, disertai penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah standar.
"Kita berharap, melalui intervensi spesifik dan sensitif, target stunting bisa mencapai 14 persen atau sesuai standar nasional,"ujar Huwae.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Malra Muchsin Rahayaan mengatakan, salah satu upaya mempercepat penurunan stunting adalah melalui Gerakan Aksi Bergizi.
Lewat program ini, ada empat kegiatan utama yang telah dilaksanakan dalam rangka turut berkontribusi dalam penurunan stunting sekaligus mendorong terciptanya generasi emas Maluku Tenggara pada 2045.
Empat kegiatan tersebut adalah konsumsi tablet tambah darah seminggu sekali bagi remaja putri, sarapan sehat dengan gizi seimbang, aktivitas fisik dengan olahraga setiap hari, dan edukasi kesehatan dan gizi.
Khusus soal konsumsi tablet tambah darah, lanjut Muchsin, diberikan kepada remaja putri. Ia menjelaskan, upaya penurunan stunting tidak hanya dilakukan pada bayi, balita, tetapi juga pada anak remaja.
Dengan demikian, dapat melahirkan remaja putri yang akan menjadi calon ibu yang sehat. Sehingga tentunya melahirkan generasi yang sehat pula.
"Supaya jangan sampai remaja putri calon ibu hamil yang melahirkan anak stunting. Jadi masa sebelum dia hamil itu, anak remaja sudah bisa diberikan tablet tambah darah," katanya. (DS).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024