Ambon (Antara Maluku) - Berbeda dengan kampung-kampung tetangganya yang juga berpenduduk Muslim, masyarakat di Negeri Kaitetu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1435 Hijriyah hari ini, Ahad.

Kaitetu yang memiliki jumlah penduduk muslim Sunni lebih dari 3.000 jiwa tersebut melaksanakan Shalat Ied di Masjid Hena Lua Atetu Ahad pagi sekitar pukul 07.30 WIT.

Usai menggelar Shalat Idul Fitri, warga kemudian melanjutkan perayaan lebaran dengan tradisi mengunjungi makam keluarga mereka yang berada di belakang kampung, untuk membacakan Surah Yassin kepada anggota keluarga yang telah meninggal dunia.

Raja Negeri Kaitetu Muhammad Armin Lumaela mengatakan, perayaan Idul Fitri dirayakan oleh masyarakatnya pada hari ini karena berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan oleh para penghulu Masjid kuno Wapaue di Kaitetu, 1 Syawal 1435 Hijriyah diketahui jatuh pada 27 Juli 2014 Masehi.

"Kami berlebaran hari ini karena berdasarkan dengan penanggalan kalender hisab kuno di masjid tua (Masjid kuno Wapaue) di negeri kami, 1 Syawal 1435 Hijriyah jatuh pada hari ini," katanya.

Dikatakannya, penentuan 1 Syawal telah dilakukan oleh para penghulu Masjid kuno Wapaue yang dibangun pada 1414 itu, telah dilakukan sejak penentuan 1 Ramadhan 1435 Hijriyah yang jatuh pada 26 Juni 2014, dengan berpatokan pada kalender hisab kuno berbahasa Arab yang ada di masjid itu.

"Biasanya para penghulu masjid tua melakukan penentuan penanggalan 1 Ramadhan dan 1 Syawal berdasarkan kalender hisab setelah itu rukyat untuk mendapatkan ketepatan waktu dengan kalender Masehi," katanya.

Berada sekitar 42 kilometer dari Kota Ambon, Negeri Kaitetu merupakan salah satu dari 11 perkampungan berpenduduk muslim di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

Negeri itu memiliki tiga masjid yang digunakan untuk melaksanakan shalat lima waktu, salah satu di antaranya adalah masjid tertua di Maluku, yakni Masjid Wapaue yang dibangun oleh Perdana Jamilu dan Orang Kaya Alahahulu di Gunung Wawane.

Pada 1414 kemudian dipindahkan ke Tehala (enam kilometer sebelah timur puncak Gunung Wawane) oleh Imam Rijali pada 1614, dan menurut tradisi tutur masyarakat Kaitetu, masjid itu kemudian pindah secara ajaib ke negeri mereka pada 1664.

Hal menarik dari bangunan ibadah umat muslim tersebut, struktur bangunannya masih mempertahankan arsitektur tradisional, yakni tidak menggunakan pasak di dalam struktur bangunan.

Selain Masjid Wapaue, Kaitetu juga memiliki salah tempat ibadah tertua umat Kristiani di Maluku, yakni Gereja Immanuel yang dibangun sekitar tahun 1780 - 1781 dibawah pemerintahan Eillem Beth Iacobs, kepala comtoire Hila pada masa pemerintahan Gubernur Belanda Bernardus van Pleuren.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014