Ternate (Antara Maluku) - Pelaku industri kecil menengah (IKM) produsen Batik Tubo di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), terus berupaya memperluas wilayah pemasaran bahkan berusaha masuk pasar ASEAN.

"Ini dilakukan agar produk khas Malut ini dapat bersaing di pasar ASEAN," kata Direktur Utama Batik Tubo, Kustalany Syakir di Ternate, Selasa.

Ia menjelaskan upaya memperluas wilayah pasar produk tersebut sudah mulai dilaksanakan antara lain dengan pembukaan sejumlah cabang diantaranya di bagian tengah Kota Ternate. Selain itu juga akan dibuka pada bagian selatan Kota Ternate.

"Dalam waktu dekat ini kami juga akan membuka gerai di Halmahera Utara atau tepatnya di Tobelo," tambahnya.

Menurut Kustalany, selain membuka cabang dan gerai, saat ini pihaknya juga tengah mempersiapkan agar produknya diakui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Repoblik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Langkah itu bertujuan agar produk Batik Tubo tersebut tidak ditiru oleh pihak lain.

Ia menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan meluncurkan produk Batik Tubo dengan corak pisang mulu bebek.

"Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan produk batik terbaru dengan corak pisang mulu bebe, untuk ditambahkan dengan produk sebelumnya agar dapat bersaing di pasar ASEAN," katanya.

Langkah ekspansi usaha itu mendapat dukungan dari pemerintah setempat yang menetapkan beberapa wilayah di Kota Ternate sebagai sentra pengembangan batik dan tenun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, Arif Gani ketika dikonfirmasi menyatakan untuk saat ini, pihaknya menjadikan Kelurahan Koloncucu sebagai sentra tenun dan Kelurahan Tubo sebagai sentra batik.

"Dua kelurahan itu menjadi sentra tenun dan batik karena hingga saat ini masih tetap memproduksi tenun maupun batik khas Maluku Utara," katanya.

Ia mengatakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Industri, maka kedepan pihaknya akan terus meningkatkan dan mengembangkan sentra kegiatan IKM.

Arif menyebutkan Kelurahan Koloncucu dijadikan sebagai sentra tenun karena masyarakat Koloncucu masih aktif memproduksi tenun dan untuk masyarakat Tubo sendiri masih aktif memproduksi batik.

Ia mengatakan terkait dengan pengembangan dan peningkatan produksi industri lokal itu, pihaknya telah berkunjung ke Pekalongan Jawa Tengah dalam beberapa hari dalam rangka melakukan pendampingan terhadap pengembangan Batik Tubo tersebut.

Pekalongan menjadi sasaran kunjungan karena daerah itu terkenal dengan industri batik terbesar di Indonesia maupun dunia.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014