Ambon (Antara Maluku) - Anggota Komisi D DPRD Maluku Suhfi Madjid, mengatakan ternyata masih banyak guru di daerah ini yang belum tersentuh pelatihan serta pengenalan metode kurikulum 2013.

"Faktanya adalah para guru kita di Maluku dalam lingkup regional di daerah, lebih dari 45 persen belum tersentuh dengan pelatihan," kata Suhfi Madjid di Ambon, Rabu.

Itu berarti pengetahuan mereka tentang perspektif kurikulum 2013 ini belum memadai, sementara dirinya juga melihat Dinas Pendidikan Nasional baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota belum dinamis untuk mengawal implementasi kurikulum 2013 dengan menyiapkan perangkat, termasuk diantaranya pelatihan guru.

Menurut dia, kondisi ini akan menjadi kekhawatiran tersendiri karena isu terbaru tentang kurikulum 2013 adalah penyediaan buku, tetapi sampai sekarang bukunya saja belum datang, padahal proses belajar mengajarnya sudah berjalan.

"Jadi pengalihan kurikulum itu menjadi stagnan dan tidak memiliki arti apa-apa ketika berbagai komponen yang ada dalam satuan pendidikan masih belum siap," ujarnya.

Untuk tahun sekarang, kata dia, dalam tahapan masuk kepada penyiapan implementasi itu Maluku harus bekerja keras.

Ada dua hal dalam penerapan kurikulum 2013 yang harus diperhatikan seperti panduan buku yang dijadikan acuan dalam kurikulum 2013 tapi belum didapatkan dari Kemendiknas dan kurikulum ini dijadikan guru sebagai pusat untuk bisa mengaktifkan fungsi pembelajaran lewatnya bisa berjalan dengan baik.

Karena ini merupakan kurikulum baru, harus ada pelatihan dan pengenalan serta kesiapan yang kuat dari Diknas untuk memastikan para guru memahami tentang bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013, karena mereka mereka adalah unsur pelaksana.

"Kita akan membuat jadwal khusus untuk mengkaji bagaimana kesiapan dari Diknas untuk implementasi kurikulum 2013 dalam tahapan pertama dan sejauh mana persiapan kebijakannya," kata Suhfi Madjid.

Kemudian menyangkut masalah postur APBD yang bisa didorong seperti apa, dan bagaimana kesiapan guru serta kesiapan kurikulum maupun penyediaan dukungan.

Bila tidak dilakukan langkah demikian, termasuk masalah kompetensi guru maka perubahan kurikulum tidak akan punya makna apa-apa terhadap sistem pembelajaran.

Jadi indikator agar kriteria kurikulum 2013 itu bisa terimplementasi di sekolah adalah persiapan gurunya sendiri dalam memahami metode, sistem, dan kurikulum pembelajarannya 2013 yang berbeda dengan KTSP 2006.

Kemudian Dinas Pendidikan Nasional harus menyiapkannya lewat penyelenggaraan pelatihan bagi para guru serta menyentuh para guru dengan pelatihan dan konsep yang berkaitan dengan upaya menanamkan pandangan yang benar tentang kurikulum baru.

Serta penyiapan sarana dan dukungan seperti buku yang seharusnya dibagi gratis kepada siswa, tapi itu juga belum siap.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014