Ambon (Antara Maluku) - Peneliti budaya pada Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Ambon Florence Sahusilawane mengemukakan bahwa arus modernisasi tidak terlalu mempengaruhi kebudayaan dan tradisi masyarakat Suku Buli di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.

"Hingga kini mereka masih menggunakan bahasa tradisionalnya yang merupakan bagian dari kelompok bahasa austronesia, bukan bahasa Indonesia," katanya di Ambon, Kamis.

Menurut dia, tidak tergerusnya tradisi dan kebudayaan masyarakat Buli di Kecamatan Maba oleh arus modernisasi sangat menarik untuk diteliti, mengingat wilayah Kecamatan Maba pernah menjadi salah satu daerah pertambangan nikel sehingga ramai dikunjungi oleh berbagai masyarakat dari kawasan lainnya di Nusantara, bahkan mancanegara.

Tak hanya penggunaan bahasa tradisional, kebudayaan dan tradisi yang diteruskan sejak zaman nenek moyang masih tetap dipertahankan, misalnya penggunaan rumah panggung, tradisi babariono atau fagalgali (gotong royong) ketika membuka lahan perkebunan baru atau membangun rumah, dan lainnnya.

"Tradisi dan kebudayaan mereka diteruskan dari generasi ke generasi melalui tuturan, folklore dan tari-tarian tradisional masih menjadi bagian penting dalam perayaan, termasuk hari keagamaan. Masyarakat suku Buli adalah penganut agama Islam dan Kristen, entah permulaan Islamisasi dan Kristenisasi dimulai sejak kapan, tapi yang sempat tercatat, proses pengkristenan terakhir terjadi sekitar tahun 1975," katanya.

Dikatakannya, menurut tradisi tutur masyarakat Suku Buli, pada masa lampau, mereka adalah prajurit Kesultanan Tidore yang bertugas menghalau kapal-kapal Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) ketika mencoba memasuki perairan Tidore saat melakukan ekspedisi Hongitochten.

Awalnya masyarakat Suku Buli bermukim di pegunungan di Pulau Halmahera, namun kemudian diminta oleh raja Tidore, yakni Sultan Nuku untuk pindah dan menetap di daerah pesisir yang menjadi pemukiman mereka hingga sekarang.

"Ada dua desa yang menjadi tempat tinggal masyarakat Suku Buli, yakni Desa Buli Asal yang menjadi desa awal semua masyarakat suku itu, mayoritas penduduknya beragama Kristen, dan Desa Buli Karya, mayoritas penduduknya beragama Islam," ucapnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014