Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Provinsi Maluku Utara mengharapkan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menggarap potensi budi daya perikanan yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di provinsi itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara Buyung Rajilun di Ternate, Rabu, mengatakan potensi budi daya perikanan di provinsi itu, tercatat sekitar 100 ribu hektare, sedangkan 85 ribu hektare di antaranya belum dimanfaatkan.

Untuk itu, katanya, kehadiran investor di daerah setempat diharapkan dalat memanfaatkan potensi tersebut.

Pemprov Maluku Utara akan memberikan berbagai kemudahan kepada investor yang berminat memanfaatkan potensi budi daya perikanan tersebut, baik dalam hal perizinan, keringanan pajak, maupun dukungan kebijakan dan infrastruktur penunjang.

Ia mengatakan potensi budi daya perikanan Maluku Utara tersebut sesuai hasil survei, cocok untuk usaha budi daya ikan kerapu, lobster, rumput laut, teripang, dan mutiara.

Bahkan, katanya, di beberapa lokasi cocok pula untuk budi daya kepiting kenari, salah satu jenis kepiting yang banyak diminati di pasaran.

Khusus untuk budi daya ikan kerapu, katanya, sudah ada investor yang menanamkan modalnya, yakni PT Marina Morotai Culture (MMC) di Kabupaten Pulau Morotai dengan produksi yang sudah diekspor ke sejumlah negara di Asia.

"Budi daya rumput laut juga sudah mulai dikembangkan di Maluku Utara, tetapi baru oleh nelayan. Kami berharap ada investor yang mengembangkan pula budi daya rumput laut di daerah ini dalam skala besar sekaligus membangun pabrik pengolahannya," kata Buyung Rajilun.

Maluku Utara juga memiliki potensi perikanan tangkap yang belum digarap secara optimal.

Sesuai data, potensi perikanan Maluku Utara mencapai satu juta ton per tahun dengan potensi lestari 500 ribu ton per tahun, namun yang digarap selama ini baru mencapai sekitar 29 persen dari potensi lestari itu.

Oleh karena itu, Buyung Rajilun juga mengharapkan kehadiran investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menggarap potensi perikanan tangkap tersebut, terutama yang sekaligus membangun pabrik pengolahannya.

"Sehingga ketika di pasarkan ke luar Maluku Utara memiliki nilai tambah lebih tinggi," katanya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014