Ambon (Antara Maluku) - Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waeheru Ambon, Achmad Jais Ely menyatakan program beasiswa bagi siswa anggota negara-negara Malanesia sangat menguntungkan karena mereka menjadi agen-agen untuk membicarakan kondisi wilayah Indonesia yang sesungguhnya.

"Para siswa yang berasal dari negara anggota Malanesia Spearhead Group (MSG) yang telah mengikuti program beasiswa pendidikan usaha perikanan di SUPM Negeri Waeheru, Ambon selama kurang lebih dua bulan, sekembalinya ke negara mereka masing-masing bisa menjadi agen untuk membicarakan kondisi Indonesia yang harmonis, damai dan aman," kata Achmad Jais di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan hal itu, pada penutupan program beasiswa pendidikan usaha perikanan di SUPM Ambon bagi siswa-siswi negara anggota Malanesia Spearhead Group (MSG).

Achmad Jais mengungkapkan, para siswa negara anggota MSG yang mengikuti program beasiswa di SUPM Negeri Ambon berjumlah tujuh orang berasal dari Fiji, Solomon dan Vanuatu.

Ke tujuh siswa-siswi itu adalah, dua orang berasal dari Fiji yakni Maria Marama dan Waisale Vosunitokalau, sedangkan yang berasal dari Solomon berjumlah empat orang, yakni Bobby Sokasi, Michael Afuiasi, James Baetaloa, Clerish Tiubule dan berasal dari Vanuatu satu orang, yakni Kalsal Brisco.

"Para siswa tersebut mengikuti pelatihan di SUPM Negeri Ambon selama kurang lebih dua bulan. Waktu dua bulan itu memang sangat sedikit untuk bisa mendapatkan ilmu, tetapi dengan ketekunan dan partisipasi yang tinggi, mereka bisa menyerap dengan baik ilmu yang kami berikan," katanya.

Menurut dia, selain memberikan pengetahuan kompetensi tentang ilmu kelautan dan perikanan, pihaknya juga memberikan pendidikan karaktek tentang budaya bangsa Indonesia khususnya budaya Maluku.

"Kami berharap para siswa negara anggota MSG sekembalinya ke negaranya masing-masing akan menjadi agen yang dapat membicarakan kondsi bangsa Indonesia khususnya Maluku seperti yang mereka melihat sendiri kehidupan yang harmonis, damai dan aman," Achmad Jais.

Ia menjelaskan, selama kurang lebih dua bulan para siswa negara anggota MSG yangmengikuti pelatihan di SUPM Negeri Ambon, mereka hanya memilih dua program dari empat program yang diterapkan.

Dua program yang mereka pilih adalah program teknik mesin hanya diikuti oleh dua orang sedangkan program budidaya pengolahan ikan diikuti oleh sebanyak lima orang.

"Banyak materi yang mereka terima terserap dengan baik dari dua program yang dikuti. Kami berharap setelah kembali ke negaranya masing-masing bisa mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang mereka peroleh sehingga lebih memperkuat posisi kita dunia internasional," ujarnya.

Apalagi, kata Achmad Jais negara-negara Malanesia secara politis selalu mempengaruhi Indonesia Timur khususnya Papua dan Maluku.

"Tetapi dengan program seperti ini kita menunjukan negara Indonesia khususnya Maluku kehidupan masyarakatnya harmonis, damai dan aman. Mereka juga sangat kagum bahwa kita peduli terhadap sesama dan taat terhadap budaya serta memiliki kultur yang sangat baik dan ini yang mereka tidak miliki di negara mereka," ujarnya.

Karena itu, Kementerian Kelauatan dan Perikanan selalu membuka tangan bagi siapa saja yang akan menimba ilmu di SUPM Negeri Ambon yang dibawah kendali Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan.

"Kami sifatnya menunuggu dan kami berharap program seperti ini terus dilakukan dan waktunya tidak hanya dua bulan lebih tetapi bisa mengikuti pendidikan secara reguler sehingga ilmu pengetahuan yang kami berikan bisa diterima secara penuh," kata Achmad Jais.

Apalagi, katanya kurikulum yang diterapkan disusun secara sistematis, sehingga ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan betul-betul bisa diterapkan di dunia usaha dan industri di negaranya masing-masing.

Wakil Duta Besar Fiji, Tokasaya mengatakan penerapan pendidikan di SUPM Negeri Ambon sangat bagus. "Saya melihat penerapan ilmu dan pengetahuan di SUPM ini sangat bagus sekali, karena didukung dengan fasilitas yang bagus juga, dan saya berharap agar para siswa dari MSG sekembali ke negaranya masing-masing bisa memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dengan sebaik-baiknya," katanya.

Karena itu, Tokasaya berharap, agar program beasiswa dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, mudah-mudahan ke depan program yang sama terus dilanjutkan.

Pewarta: Finus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014