Ternate (Antara Maluku) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Khairun Ternate, Nurdin Muhammad mengatakan berdasarkan pengamatannya, harga barang di Maluku Utara (Malut), terutama yang didatangkan dari daerah lain masih tetap tinggi, padahal pemerintah telah dua kali menurunkan harga BBM.

"Ketika pemerintah menaikkan harga BBM, harga barang di Malut langsung naik, tapi ketika pemerintah menurunkan kembali harga BBM sampai dua kali, harga barang justru tetap tinggi," katanya di Ternate, Senin.

Menurut dia, seharusnya ketika harga BBM turun otomatis diikuti pula dengan turunnya harga barang, karena sebelumnya yang menjadi alasan naiknya harga barang adalah naiknya biaya transportasi akibat naiknya harga BBM.

"Meskipun harga BBM terutama jenis premium telah kembali ke harganya semula, namun tidak akan mempengaruhi kenaikan harga yang begitu tinggi, bahkan ada fluktuasi harga dalam periode waktu yang cukup lama dan adanya kebijakan pemerintahan Jokowi-JK untuk menurunkan harga tidak mempengaruhi penurunan harga sampai di daerah, meskipun sudah terjadi penurunan harga BBM yang kedua kalinya dalam sebulan terakhir," ujarnya.

Selain itu, kata Nurdin, turunnya harga BBM ternyata terjadi regitditas atau kekakuan harga, karena para pedagang sulit menyesuaikan harga pasar, karena sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masih tingginya barang tersebut misalnya dengan melakukan pengawasan terhadap para pedagang, karena bisa jadi mereka sengaja tidak mau menurunkan harga barang, meski biaya angkut barang telah turun.

Ia mengatakan, penurunan harga BBM juga tidak diikuti penurunan tarif angkutan umum di Malut, baik angkutan darat maupun laut dan kalaupun ada penurunan sangat kecil sehingga tetap membebani masyarakat

Begitu pula untuk tarif angkutan darat dan laut, dirinya melihat lemahnya intervensi dari pemerintah daerah, akibatnya dengan turunnya harga BBM ini tidak diikuti dengan penurunan tarif angkutan laut, bahkan untuk rute Ternate-Labuha, Halmahera Selatan saja, awalnya harga Rp120 ribu per penumpang, naik menjadi Rp150 ribu per penumpang, kini harga BBM turun tidak diikuti dengan turunnya tarif angkutan laut tersebut.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kabid Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Ternate, Fahrudin ketika dikonfirmasi menyatakan, kebijakan Pemerintah Kota Ternate menurunkan harga angkutan kota (angkot) 4 persen menunggu SK Walikota.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015