Ambon (Antara Maluku) - Bupati Seram Bagian Timur, Maluku Abdulah Vanath meminta warganya untuk tidak merasa malu hanya karena berprofesi petani.

"Orang masih menganggap petani itu sebuah profesi yang rendah dan tidak bernilai, padahal anggapan seperti itu sangatlah keliru," kata Abdullah Vanath di Ambon, Jumat.

Bahkan di bangku pendidikan, para siswa yang mengisi biodata orang tuanya tidak perlu sungkan untuk menulis pekerjaan petani.

Sebagai kepala daerah yang memimpin Kabupaten SBT selama dua periode, Abdullah mengakui dirinya telah membuka lahan perkebunan pala secara besar-besaran.

Awalnya langkah ini kurang mendapat tanggapan masyarakat, namun belakangan disadari kalau menanam hari ini akan menjadi modal penghasilan di masa datang.

"Kita bahkan sekarang kewalahan membagikan bibit anakan pala kepada masyarakat yang begitu antusias mengembangkan tanaman pala," katanya.

Sehingga diharapkan kepada DPRD provinsi maupun pemerintah dapat ikut membantu penyediaan bibit tanaman tersebut kepada warga SBT.

"Maluku sejak zaman dahulu sudah menjadi pusat perhatian dunia karena rempah-rempahnya, jadi perlu diteruskan pengembangannya agar icon Maluku sebagai daerah penghasil rempah tetap dipertahankan," ujar Abdullah Vanath.

Ia juga menyatakan pengembangan Maluku sebagai lumbung ikan nasional memang cukup strategis tetapi prosesnya masih membutuhkan waktu dan selama ini nelayan pesisir sulit berkembang, apalagi aksi penangkapan ikan terutama yang ilegal hanya memperkaya para pelakunya.

"Jadi masyarakat tidak perlu malu karena menyandang profesi sebagai seorang petani," katanya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015