Ternate (Antara Maluku) - Komandan Daerah Militer (Danrem) TNI-AD 152/Babullah, Kolonel Inf Agus Arif Fadila menyatakan pihaknya mewaspadai kemungkinan adanya warga Maluku Utara (Malut) bergabung dengan jaringan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
"Memang tidak di klaim ada orang Malut terlibat ISIS, tetapi kelompok-kelompok yang mempunyai pemikiran radikal itu ada di Malut," katanya.
Danrem menyatakan kelompok berpaham radikal harus dipantau dan diredam akitivitasnya agar tidak mengarah pada jaringan ISIS.
"Ini kita pantau terus, semua kelompok yang disinyalir berpikran radikal tetap kita pantau," katanya.
Dalam kegiatan pemantauan, kata Danrem Arif, aparat juga berusaha menanamkan prinsip-prinsip hidup rukun dan damai kepada masyarakat. Caranya dengan membaur dan bergaul akrab dengan berbagai kelompok dalam masyarakat.
Menurut Danrem, potensi masuknya paham ISIS di Maluku Utara tetap ada dan harus selalu diwaspadai, terutama melalui kelompok berpikiran radikal.
Sampai saat ini, lanjutnya, tidak ada kelompok yang mengajak orang berangkat ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan gerakan ISIS.
"Di Jawa memang sudah terbukti ada, tetapi di Maluku Utara kita harapkan tidak ada yang sampai demikian (bergabung dengan ISIS).
Sampai saat ini pemerintah Indonesia masih menyelidiki 16 WNI yang diduga berpergian ke Turki untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Memang tidak di klaim ada orang Malut terlibat ISIS, tetapi kelompok-kelompok yang mempunyai pemikiran radikal itu ada di Malut," katanya.
Danrem menyatakan kelompok berpaham radikal harus dipantau dan diredam akitivitasnya agar tidak mengarah pada jaringan ISIS.
"Ini kita pantau terus, semua kelompok yang disinyalir berpikran radikal tetap kita pantau," katanya.
Dalam kegiatan pemantauan, kata Danrem Arif, aparat juga berusaha menanamkan prinsip-prinsip hidup rukun dan damai kepada masyarakat. Caranya dengan membaur dan bergaul akrab dengan berbagai kelompok dalam masyarakat.
Menurut Danrem, potensi masuknya paham ISIS di Maluku Utara tetap ada dan harus selalu diwaspadai, terutama melalui kelompok berpikiran radikal.
Sampai saat ini, lanjutnya, tidak ada kelompok yang mengajak orang berangkat ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan gerakan ISIS.
"Di Jawa memang sudah terbukti ada, tetapi di Maluku Utara kita harapkan tidak ada yang sampai demikian (bergabung dengan ISIS).
Sampai saat ini pemerintah Indonesia masih menyelidiki 16 WNI yang diduga berpergian ke Turki untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015