Ternate (Antara Maluku) - Warga Patani, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut) bersikukuh menolak masuknya perkebunan kelapa sawit, karena diyakini tidak akan memberi manfaat bagi mereka.

"Masuknya perkebunan kelapa sawit di wilayah Patani justru akan menimbulkan berbagai masalah yang merugikan warga, oleh karena itu warga akan terus melakukan berbagai upaya agar perkebunan kelapa sawit tidak masuk di wilayah Patani," kata salah seorang warga Patani Ismail di Ternate, Rabu.

Masalah yang akan timbul jika perkebunan kelapa sawit masuk di wilayah Patani, di antaranya terjadinya kerusakan lingkungan, apalagi wilayah yang akan menjadi lokasi perkebunan kelapa sawit itu adalah kawasan hutan yang selama ini menjadi penyanga bagi daerah sekitarnya.

Selain itu, kata Ismail, jika perkebunan kelapa sawit di wilayah Patani berpotensi menimbulkan konflik dengan warga setempat, apalagi kalau warga ingin mengembangkan lahan pertanian yang ternyata sudah dikuasai perusahaan pemilik perkebunan kelapa sawit.

Kasus seperti itu dapat dilihat diberbagai daerah di Indonesia yang ada perkebunan kelapa sawit, termasuk di wilayah Malut yakni di Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan dan ironisnya warga setempat selalu dalam posisi disalahkan.

Menurut dia, keberadaan perkebunan kelapa sawit di suatu daerah akan memberi banyak manfaat bagi daerah setempat, misalnya dalam penyerapan tenaga kerja, tidak selamanya benar karena faktanya pihak perusahaan justru lebih banyak mendatangkan pekerja dari daerah lain.

Kalau pun warga setempat direkrut menjadi tenaga kerja, umumnya hanya sebagai buru biasa dengan penghasilan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan tidak jarang hanya karena kesalahan kecil langsung dipecat.

Oleh karena itu, Ismail mengimbau kepada Pemkab Halmahera Tengah dan DPRD setempat, termasuk Pemprov Malut untuk tidak memberikan izin operasi kepada perusahaan kelapa sawit yang akan masuk ke wilayah Patani.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015