Jakarta (Antara Maluku) - Keluarga Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tidak mempermasalahkan mengenai sikap Pemerintah Belanda yang menggunakan nama mendiang pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Munir sebagai salah satu nama jalan.

"Belanda memang menghormati Bangsa Indonesia. Kami rasa tidak ada salahnya dengan pemberian nama jalan itu," ujar seorang anak Hendropriyono, Diaz Hendropriyono di Jakarta, Minggu.

Diaz menyambut positif pemberian nama jalan tersebut. Menurut dia, tidak ada salahnya jika Belanda menghormati mendiang pegiat HAM tersebut.

"Sangat bagus. Kami juga tidak ingin ada orang lain melanggar HAM," tambah dia.

AM Hendropriyono kerap dihubung-hubungkan dengan kematian Munir. Wikileaks membocorkan mengenai perannya, yang diperoleh melalui kawat diplomatik yang dikirim kedutaan besar AS ke Washington pada April 2007.

Kawat diplomatik tersebut diberi judul "Kemungkinan keterlibatan pejabat negara di Jakarta". Kedubes AS mengaku memperoleh informasi soal dugaan keterlibatan Hendropriyono dari seorang perwira tinggi polisi pada Desember 2006.

"Setahu saya kasus Munir sudah dituntaskan, dan tidak ada sangkutpautnya dengan bapak saya. Jangan dikatakan masalah itu baru tuntas, kalau bapak saya kena. Kalau tidak puas satu atau dua hal silahkan ke jalur hukum," jelas Komisaris Telkomsel itu.

Diaz menambahkan sebagai anak dari AM Hendropriyono, ia mewarisi teman-teman maupun musuh-musuh bapaknya itu.

Nama aktivis HAM Munir Said Thalib Al-Khatir akan diabadikan sebagai nama jalan di Den Haag. Jalan tersebut akan bernama Munirpad.

Munir akan bersanding dengan beberapa nama tokoh dunia yang juga merupakan mantan pejuang HAM seperti Marthin Luther King dan Nelson Mandela.

Pewarta: Indriani

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015