Ambon (Antara) - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA sederajat tahun ajaran 2014/2015 di Provinsi Maluku, berjalan lancar dan aman serta bebas dari kebocoran soal.

"Tiga hari pelaksanaan UN di 11 kabupaten/kota lancar dan tidak ada laporan kebocoran soal," kata Ketua Panitia Penyelenggara UN Maluku Melky Lohy, di Ambon, Senin.

Dia mengatakan, berdasarkan laporan panitia dari 11 kabupaten/kota pelaksanaan UN di 365 sekolah yakni 277 SMA dan Madrasah Aliyah (MA) serta 88 sekolah menengah kejuruan (SMK) berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Semua proses UN di Maluku berjalan dengan baik. Sampai saat ini tidak ada laporan kebocoran soal maupun temuan beredarnya naskah soal maupun kunci jawaban," kata Melky yang juga Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Dikbud Maluku.

Dia mengakui, distribusi soal serta pelaksanaan UN di daerah terpencil seperti Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MBD), Seram Bagian Timur (SBT), Kepulauan Aru dan Maluku Tenggara Barat (MTB) juga lancar.

"Malah prioritas pertama pengiriman soal UN untuk daerah terpencil dan jauh, di mana telah dilakukan sejak 22 Maret dengan menggunakan kapal laut. Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi keterlambatan mengingat kondisi geografisnya yang sulit dijangkau," ujarnya.

Dinas Dikbud Maluku, tandas Melky sejak awal telah berkoordinasi dengan Kemdikbud untuk memprioritaskan pengiriman soal ke daerah di Maluku yang jauh dan minim sarana transportasi.

Dia berharap keberhasilan pelaksanaan UN yang bebas kebocoran soal di Maluku dapat menjadi acuan dan contoh untuk pelaksanaan di tahun-tahun mendatang.

"Kami berharap hasil yang dicapai adalah murni dan berdampak terhadap peningkatan kualitas lulusan dan dunia pendidikan di provinsi ini," ujarnya.

Jumlah siswa yang mengikuti UN tingkat SMA sederajat tahun ajaran 2014/2015 di Maluku tercatat 28.162 orang. Siswa SMA dan Madrasah Aliyah (MA) 21.961 orang, sekolah menengah kejuruan (SMK) 4.891 orang, 1.278 peserta ujian paket C dan 32 lainnya adalah siswa SMA luar biasa (LB).

Khusus peserta luar biasa hanya berasal dari tiga daerah yakni Kota Ambon (15 siswa), Maluku Tengah (11 siswa) dan Maluku Tenggara (6 siswa).

Peserta ujian paket C tercatat hanya dari delapan daerah yakni Kota Ambon 276 orang, Kota Tual (73 orang), Maluku Tengah (121 orang), Pulau Buru (149 orang), Maluku Tenggara Barat (MTB) 387 orang, Seram Bagian Barat (SBB) 113 peserta, Kepulauan Aru (139 orang), dan Kabupaten Buru Selatan sebanyak 20 peserta.

Sedangkan jumlah siswa SMA/MA terbanyak dari kabupaten Maluku Tengah (5.474 siswa), Kota Ambon (4.956 siswa), kabupaten SBB (2.576 siswa) dan Pulau Buru (1.528 siswa)

Selain itu, Kabupaten SBT (1.491 siswa), Maluku Tenggara Barat (1.361 siswa), Maluku Tenggara (1.305 siswa), Kota Tual (977 siswa), Kepulauan Aru (904 siswa), sedangkan daerah yang paling sedikti peserta UN yakni Maluku Barat Daya yakni 724 siswa dan Buru Selatan sebanyak 665 siswa.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyatakan kekecewaan terhadap guru yang mengunggah soal Ujian Nasional (UN). Guru tersebut, kata dia, sudah mengkhianati profesi dan 700.000 guru yang mengawas proses UN dan melakukan tindakan kriminal sehingga harus diproses secara hukum karena membocorkan rahasia.

"Ada 11.730 paket soal UN, Alhamdulillah 11.700 aman, dan 30 paket dinyatakan bocor. Jadi 99,99 persen aman, yang 0,1 persen bocor," ujar Anies di Jakarta, Kamis (16/4).

Namun Anies menyayangkan tindakan oknum yang melakukan kecurangan tersebut karena merupakan perbuatan melanggar hukum dan mengkhianati ribuan pihak yang telah bekerja keras untuk UN tahun ini.

"Yang terjadi ini adalah sebuah tindakan melawan hukum, ribuan orang bekerja keras untuk UN ini, ribuan orang yang menjemput ke tempat ujian ini sudah bekerja keras dari subuh hingga pelaksanaan ujian selesai. Lalu ada satu-dua orang yang meng-upload. Ini adalah sebuah pengkhianatan yang luar biasa atas kedisiplinan," tegas Anies.

Walaupun secara pribadi dirinya mengetahui perusahaan dan nama pelaku yang melakukan kecurangan tersebut, namun Anies memilih untuk menyerahkan semua proses hukum pada pihak kepolisian.

Hasil UN sendiri, kata Anies, sudah akan diketahui pada dua hingga tiga hari mendatang.

"Kita akan lihat karena yang di-upload itu adalah 30 set soal dari 11.730 set. Jadi, secara jumlah memang tidak banyak. Tapi itu bukan soal jumlahnya meskipun kecil itu tercoreng, tidak ada toleransi," kata Anies. 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015