Ambon (Antara Maluku) - Sedikitnya 17 orang warga Australia memperingati Hari Anzac atau `Anzac Day` di Taman Makam Persemakmuran "War Cemettery" di kawasan Tantui, Ambon, Sabtu.

Hari Anzac yang digelar setiap tahun pada 25 April, menandai pendaratan pasukan Australia dan Selandia Baru di Gallipoli, Turki, di Ambon, diperingati dengan upacara subuh, dipimpin Atase Angkatan Laut Kedutaan Australia di Indonesia, Kolonel Nick Hart dan Asisten Atase Angkatan Laut, Robert Pope, berlangsung pukul 05.30 WIT.

Kendati hujan lebat yang mengguyur kota Ambon dan sekitarnya tetapi tidak mengurangi hikmah upacara peringatan yang dilakukan secara sederhana tersebut untuk memperingati gugurnya ribuan tentara negara Kanguru di berbagai negara.

Kepala Bidang Politik dan Ekonomi Kedubes Australiua di Indonesia Bradley Armstrong, menggantikan Dubes Paul Grigson untuk memimpin hening cipta mengenang jasa para tentara Australia yang gugur.

Setelah itu Atase Angkatan Laut Nick Hart, Bradley Armstrong serta Asisten Atase Angkatan Laut Robert Pope meletakan karangan bunga Poppy merah (red poppies) dan Rosemary yang dibawa khusus dari Australia, pada tugu peringatan yang berada di bagian tengah makam persemakmuran "War Cemettery" di kawasan Tantui.

Sejumlah pejabat di Kota Ambon dan pemprov Maluku juga terlihat menghadiri upacara peringatan tersebut, diantaranya Sekretaris Kota Ambon Anthony Latuheru, Staf ahli Gubernur Maluku, Roy Hallatu dan mantan Gubernur Maluku dua periode Karel Albert Ralahalu.

Para pejabat daerah tersebut bersama keluarga veteran dan pengurus yayasan Gull Force juga diperkenankan meletakkan karangan bunga pada tugu peringatan yang dibangun untuk mengenang gugurnya pasukan Australia di Ambon dan Maluku.

Usai peringatan sederhana dilanjutkan dengan makan pagi bersama pada salah satu ruangan yang berdekatan dengan pintu masuk menuju makam seluas empat hektare tersebut.

Selain di Taman Persemakmuran, puluhan keluarga veteran perang asal Australia juga menggelar upacara sederhana pada monumen "Kudamati Memorial" yang lebih dikenal warga Kota Ambon dengan sebutan "Tugu Dooland", di kawasan Kudamati.

Anggota kelaurga veteran juga meletakkan karangan bunga pada monumen tersebut, serta bunga pada "honour wall" (tembok kehormatan), di samping mengibarkan bendera negaranya dan Merah-Putih secara bersamaan, di mana turut menarik perhatian warga Ambon yang sedang beraktivitas.

Monumen tersebut merupakan basis pertahanan terakhir pasukan Australia saat bertempur melawan Pepang dalam PD II.

Peringatan Anzac Day di Kota Ambon, merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan setelah yang pertama tahun 2013.

Sebelum konflik sosial melanda Ambon dan Maluku tahun 1999, peringatan gugurnya tentara negara-negara persemakuran di ibu kota provinsi Maluku trsebut, selalu dilakukan secara meriah karena dihadiri puluhan bahkan ratusan keluarga korban, termasuk para tentara Australia dan beberapa negara lain.

Tetapi saat konflik acara tahunan di makam Persemakmuran "War Cemeterry" Tantui tersebut praktis terhenti, karena kondisi keamanan yang kurang menjamin keselamatan wisatawan.



2.137 Makam

Pada makam Persemakmuran tersebut teronggok kerangka ribuan tentara sekutu dari 6 negara. Totalnya sebanyak 2.137 makam, terdiri dari 1.092 tentara Australia, termasuk 694 tentara dari total dari 1.131 anggota pasukan elit batalion 21, divisi II `Gull Force` atau pasukan Infantri Australia (AIF) yang gugur.

Selain itu 810 tentara Inggris, 186 Belanda, 30 India, dua Kanada, Selandia baru dan Afrika Selatan masing-masing satu dan 15 orang dari beberapa negara sekutu lainnya.

Di bagian depan Taman terdapat �Memorial Building Ambon�. Sebuah bangunan mirip halte bus, terbuat dari beton berkualitas tinggi dengan desain eksterior berkelas.

Di kedua sisi dindingnya terpampang lembaran tembaga berukuran sekira 3x2 meter persegi yang diatasnya terukir dengan huruf timbul nama tentara dan penerbang Australia yang gugur di tanah Maluku, Sulawesi dan Kepulauan sekitarnya pada saat PD II, termasuk yang tidak diketahui dan ditemukan jenasahnya.

Setiap nama dilengkapi nomor prajurit, pangkat dan jabatan terakhir serta nama asal kesatuan. Dari data yang terpampang, umumnya mereka berasal dari Royal Australian Air Force (RAAF), Angkatan Udara Australia, selain beberapa yang berasal dari kesatuan AL dan AD Australia.

Lokasi Taman Makam Persemakmuran Tantui, pada saat Perang Dunia II, sebelumnya menjadi menjadi markas Batalyon 2/21 Australia Gull Force, dan kemudian berubah menjadi lokasi kam tahanan tentara negara-negara persemakmuran oleh tentara Jepang.

Batu-batu nisan berukuran sebesar laptop dengan tinggi hanya beberapa sentimeter di atas tanah seolah tak terlihat diatas hamparan rumput hijau yang dipangkas rapih. Namun ketika melangkahkan kaki ke bagian tengah barulah batu-batu nisan itu tampak bertebaran dimana-mana.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015