Ambon (Antara Maluku) - Kondisi terumbu karang di perairan Teluk Ambon semakin mengkhawatirkan karena jumlah tumbuhan tersebut yang hidup hanya tersisa di lima lokasi.

"Lima lokasi itu yakni Desa Halong (Kecamatan Baguala), Dusun Erie (Kecamatan Nusaniwe), Desa Wayame dan Kota Jawa (Kecamatan Teluk Ambon), serta Desa Liliboi (Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah)," kata Peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam (PPLD) LIPI Ambon Hanung Mulyadi, Senin.

Ia mengemukakan, terumbu karang yang kondisinya masih bagus hanya ada di Erie dan Liliboi.

Hanung yang juga ketua tim monitoring Teluk Ambon menjelaskan, dalam pemantauan timnya sejak Maret hingga April 2015, terumbu karang yang masih hidup di Teluk Ambon bagian luar hanya terdapat di sekitar Desa Erie, Wayame, Kota Jawa, dan Liliboi dengan persentase yang semakin menurun.

Sedangkan terumbu karang alami di Teluk Ambon bagian dalam hanya menyisakan Desa Halong, dengan kondisi yang terbilang sudah tidak baik.

"Di Kota Jawa dan Wayame juga persentasenya semakin menurun, banyak sampah plastik di situ. Di lokasi pengamatan kami terdapat sampah-sampah yang melayang di daerah dekat karang, kami punya dokumentasi ada sampah yang melayang dan menutupi karang, ini juga yang memberi pengaruh terhadap semakin sedikitnya terumbu karang yang hidup di Teluk Ambon," katanya.

Ia mengatakan selain mendapatkan banyak sampah plastik yang melayang dan menutupi terumbu karang, selama proses pengamatan berlangsung, timnya juga menemukan bahwa tingkat turbiditas atau kekeruhan air terbilang tinggi, nilai kekeruhan permukaan air di Teluk Ambon bagian dalam lebih tinggi daripada bagian luarnya.

Hal itu, menurut dia, menyebabkan semakin sedikitnya terumbu karang yang hidup di dalam perairan Teluk Ambon.

Melihat kondisi demikian, Hanung mengimbau masyarakat Ambon lebih bijaksana dalam mengelola sampah, terutama sampah plastik. Tidak membuangnya di sembarang tempat, melainkan mengumpulkannya dan diletakkan di bak-bak sampah yang telah disediakan oleh pemerintah kota setempat agar bisa diangkut oleh petugas kebersihan.

"Kegiatan pembersihan harus dilakukan, kalau yang mengapung bisa pakai jaring atau diambil manual, tapi kalau yang sudah melayang atau tenggelam di dasar harus dilakukan dengan menyelam," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015