Mencari bibit pemain sepak bola dan menggemblengnya menjadi pemain berprestasi merupakan pekerjaan rutin Subhan Kodja (45), selain bekerja sebagai pegawai Pemda Maluku Utara.

Pemain Arema Malang tahun 1990-1991 itu sejak 13 tahun terakhir melatih bibit pesepak bola berbakat mulai dari kelompok umur 8-10 tahun sampai 16-18 tahun melalui sekolah sepak bola (SSB) Tunas Gamalama di Kota Ternate, salah satu SSB tertua di kota rempah ini.

"Saat ini ada 300 lebih bibit pemain berbakat yang saya latih di SSB Tunas Gamalama, sedangkan alumni dari SSB yang juga hasil didikan saya sudah mencapai 1.000 lebih dan banyak di antaranya yang berhasil menunjukkan prestasi di kancah sepak bola nasional," katanya.

Pemain sepak bola berprestasi yang berhasil dilahirkan pemain PSIS Semarang tahun 1992-1995 itu di antaranya Ilham Udin Armaiyn dan Mahdi Albar yang masuk tim nasional (timnas) PSSI U-19 tahun 2013 yang saat itu menjuarai Piala AFF.

Pemain timnas U-23 2015 Abduh Lestaluhu dan pemain timnas U-14 tahun 2011 Mardi Bahmid, menurut Subhan Kodja, juga merupakan hasil gembelengannya di SSB Tunas Gamalama ketika keduanya masih bersekolah di Ternate.

Masih banyak lagi pesepak bola berprestasi hasil didikan ayah lima anak itu, yang kini memperkuat sejumlah klub di Indonesia, baik di divisi utama maupun di Liga Super Indonesia, termasuk di sejumlah klub lokal di wilayah Malut.

Ia mengaku pernah pula sukses mengantarkan SMK Binter Ternate menjuarai Liga Pelajar Indonesia tahun 2011 di Bandung, membawa tim PWI Malut menjadi juara III Porwanas di Banjarmasin dan terakhir sukes meloloskan tim sepak bola Malut pada PON remaja di Surabaya tahun 2014.

Dalam melatih semua pemain muda berbakat di SSB Tunas Gamalama, yang selalu diajarkan Subhan Kodja ada tiga hal utama yakni teknik bermain bola yang baik, mental dan akhlak, karena ia meyakini untuk menjadi pemain sepakbola yang berprestasi harus memiliki ketiga hal itu.

Pengagum timnas Prancis yang menekuni sepak bola sejak kelas 5 SD itu mengaku selama ini berupaya mendidik anak-anak berbakat sepak bola di SSB Tunas Gamalama semata-mata bukan karena motivasi mencari uang, tetapi semata-mata karena panggilan jiwa untuk melahirkan pemain sepak bola berprestasi di daerah kelahirannya ini.

"Saya di SSB Tunas Gamalama tidak mendapat gaji, sedangkan untuk operasional SSB juga hanya mengandalkan iuran bulanan dari setiap anggota sebesar Rp30.000 per bulan serta partisipasi dari orang tua yang berkecukupan yang kebutulan anaknya berlatih di SSB ini," ujar ayah yang putra bungsunya berusia tujuh bulan diharapkan bisa menjadi pemain sepak bola.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015