Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas III Ambon bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Kota Ambon dalam mendeteksi dini risiko penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC) pada warga binaan. 

“Petugas melakukan survei langsung ke blok hunian warga binaan, untuk memetakan potensi risiko penyebaran Tuberkulosis (TBC) di lingkungan lapas,” kata Kasubsi Pembinaan Lapas Perempuan Ambon, Wa Otje di Ambon, Rabu. 

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari skrining TBC yang telah dilaksanakan sebelumnya, dengan pendampingan Kasubsi Pembinaan Lapas, petugas kesehatan lapas, serta perwakilan Dinas Kesehatan Kota Ambon. 

“Kesehatan warga binaan adalah tanggung jawab bersama. Dengan survei ini, kami berharap ada langkah konkret dan berkelanjutan untuk penanganan TBC di dalam lapas,” kata dia.

Dirinya menjelaskan, pemeriksaan TBC di lapas dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, dimulai dengan skrining gejala melalui wawancara dan pemeriksaan fisik sederhana untuk mendeteksi tanda-tanda seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, serta penurunan berat badan. 

Warga binaan yang terindikasi gejala TBC kemudian menjalani pemeriksaan dahak mikroskopis atau uji Basil Tahan Asam (BTA) di laboratorium untuk memastikan keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis

Untuk akurasi yang lebih tinggi, digunakan pula Tes Cepat Molekuler (TCM) atau GeneXpert yang mampu mendeteksi DNA bakteri sekaligus resistensi terhadap obat rifampisin dengan hasil dalam hitungan jam. 

Hasil survei di Lapas Perempuan Ambon ini akan menjadi dasar perencanaan tindak lanjut, seperti pelatihan kader kesehatan lapas, penguatan sistem rujukan, serta pemantauan rutin kesehatan warga binaan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, pada 2024 tercatat 4.312 kasus TBC di seluruh kabupaten/kota. Pemerintah daerah menargetkan penurunan angka kasus hingga 90 persen pada 2030 melalui program skrining massal, pengobatan gratis, serta penguatan jejaring layanan kesehatan. Lapas menjadi salah satu fokus intervensi karena tingginya kepadatan hunian dan minimnya ventilasi udara yang berisiko mempercepat penularan penyakit.

 

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025