Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menegaskan bahwa pembangunan jalan Trans Kieraha merupakan bagian dari strategi besar pemerintah provinsi untuk memperkuat posisi Sofifi sebagai ibu kota provinsi meskipun dalam kondisi efisiensi.
"Sudah 26 tahun Sofifi menjadi ibu kota provinsi, tapi belum memiliki bandara dan konektivitasnya masih terbatas. Program Trans Kieraha adalah jawaban untuk mempercepat pertumbuhan wilayah ini," katanya di Sofifi, Sabtu.
Hal itu disampaikan Gubernur dalam sidang paripurna pembicaraan tingkat II R-APBD Induk 2026 di Sofifi.
Sherly menjelaskan, proyek Trans Kieraha merupakan langkah kebijakan untuk memperluas akses Sofifi dan mempercepat pergerakan ekonomi.
Sedangkan, dari sisi tata kelola anggaran, Sherly menekankan efisiensi sebagai prinsip utama. Apalagi proyek Trans Kieraha sebelumnya direncanakan menelan biaya Rp180 miliar untuk pekerjaan sirtu sepanjang 29 kilometer, namun setelah evaluasi bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), nilai HPS diturunkan menjadi Rp90 miliar.
"Setelah dikaji ulang, kebutuhan anggaran hanya sekitar 10 persen dari total belanja infrastruktur 2026. Artinya, proyek ini efisien dan tidak membebani APBD," jelas Gubernur.
Menurutnya, kebijakan ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah memanfaatkan anggaran secara cerdas, efektif, dan tepat sasaran.
"Setiap rupiah yang kita gunakan harus mencerminkan amanah masyarakat dan berdampak nyata bagi kemajuan daerah," tambah Sherly Laos.
Apalagi, tambah gubernur, Pemprov Malut berharap, dengan berfungsinya jalur Trans Kieraha, pertanian, perikanan, dan perdagangan antarwilayah bisa tumbuh beriringan dan infrastruktur ini diharapkan menjadi jalan baru menuju kemandirian ekonomi masyarakat Trans Halmahera dan Maluku Utara secara keseluruhan.
Editor : Moh Ponting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025