Ambon, 3/9 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff berharap kehadiran organisasi Masyarakat Perlindungan Tanaman dan Hewan Indonesia (MPTHI) dapat menjadi solusi untuk melindungi perkembangan hewan dan tanaman, terutama yang tergolong langka.

"Saya berharap kehadiran MPTHI menjadi solusi untuk menghimpun dan mengaktualisasikan peran masyarakat dalam melindungi dan mengembangkan dua komoditas utama di sektor pertanian ini," kata Gubernur Said saat membuka pertemuan nasional MPTHI ke-XIII di Ambon, Rabu.

Pembangunan sektor pertanian saat ini menjadi prioritas dan mendapat perhatian serius pemerintah untuk ditingkatkan pengembangannya melalui strategi cerdas, terpadu, konsisten dan berkelanjutan.

Karena itu, ujar Gubernur kehadiran MPTHI diharapkan dapat mewujudkan komitmen bersama untuk bekerja keras membangun bangsa dan Negara, terutama mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor pertanian sebagai basis penguatan ekonomi domestik.

Provinsi Maluku sendiri, ujar Said, merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam diantaranya cengkeh dan pala yang terkenal sejak dahulu dan menjadi faktor utama munculnya jalur perdagangan rempah-rempah di dunia.

"Keberadaan Cengkeh dan pala sebagai komoditi utama incaran bangsa Eropa dan Amerika sehingga melahirkan jalur perdagangan internasional, merupakan catatan penting sekaligus menginsiprasi pemerintah dan masyarakat untuk mengembalikan kejayaan Maluku sebagai Provinsi rempah-rempah pertama di dunia," kata Gubernur.

Dia mengatakan, berbagai upaya telah dirintis untuk mewujudkan Maluku sebagai provinsi rempah-rempah sudah mulai dirintis, diantaranya dengan mengembangkan klaster agroindustri cengkeh dan pala yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di daerah ini.

Selain itu, sebagai daerah dengan karakteristik kepulauan terbesar di Indonesia, Maluku saat ini daerah penghasil utama berbagai komoditi perikanan dan kelautan bernilai ekonomi dan menjadi incaran di pangsa pasar dunia.

Kendati demikian, kata Gubernur, sektor pertanian tetap menjadi salah satu prioritas untuk dikembangkan dan digalakan dalam skala besar, diantaranya Pulau Buru yang ditetapkan sebagai sentra dan lumbung padi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini, di samping pulau Seram.

"Karena itu program intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi serta rehabilitasi lahan pertanian menjadi salah satu strategi utama untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah Maluku," tandas Said.

Produksi pertanian di Maluku dalam beberapa tahun terakhir menunjukan peningkatan signifikan diantaranya tahun 2014 produksi pangan strategis beras mencapai 102.761 ton gabah kering giling dengan ketersediaan luas lahan 18.639 hektar, produksi daging ternak yakni sapi, kerbau, kambing, domba, ayam dan itik mencapai 2.519 ton.

"Tetapi berbagai upaya yang dilakukan sering menemui kendala dan menghambat pengembangan sistem usaha pertanian dan agribisnis baik perubahan iklim, bencana alam, tingkat kesuburan tanah serta ketersediaan infrastruktur pendukung," akunya.

Karena itu, dia berharap MPTHI dapat merumuskan program strategis dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi sektor pertanian yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, tetapi juga membangun ketahanan dan kedaulatan pangan di tanah air.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015