Ambon, 5/10 (Antara Maluku) - Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy menyatakan memasuki era globalisasi para siswa di daerah ini harus siap bersaing dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

"Era modern teknologi menjadi kebutuhan primer, karena itu setiap siswa harus bisa beradaptasi dan bersaing dengan teknologi untuk memudahkan aktifitas belajar maupun akses mendapatkan informasi," katanya saat melepas 13 calon mahasiswa program beasiswa belajar dan bekerja di Jepang, Senin.

Menurut dia, teknologi terus berkembang seiring berjalannya waktu, apa pun yang dikerjakan secara tidak langsung akan berhubungan dengan teknologi.

"Siap tidaknya bersaing di era teknologi. Namun, kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan kebutuhan karena itu para siswa di Ambon harus mampu menyesuaikan diri," katanya.

Richard mengatakan, menyadari keterbatasan akan penguasaan Iptek, maka Pemkot Ambon berupaya melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga.

"Kecerdasan para siswa Ambon tidak kalah dari daerah lainnya di Indonesia, sehingga kita melakukan terobosan untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang, terutama pendidikan agar murid - murid di Ambon dan Maluku secara umum tidak tertinggal," ujarnya.

Ia menyatakan, kerjasama yang dilakukan yakni program beasiswa pendidikan strata satu (S1) sambil bekerja bagi 13 siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kejuran (SMK) di Kyoto, Jepang.

Beasiswa belajar sambil bekerja di luar negeri diharapkan dapat membuka peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat yang ada sehingga kesempatan bekerja juga akan terbuka lebar.

Pada 2015, lanjutnya, sebanyak 15 siswa yang terpilih tetapi yang akan berangkat adalah 13 orang. Diharapkan lebih banyak siswa yang akan mengikuti program beasiswa pada 2016.

"Kami berharap para siswa lainnya juga harus berlomba-lomba memanfaatkan peluang ini, karena tidak semua orang beruntung dipilih untuk mengenyam pendidikan di Jepang.," tandasnya.

Richard mengakui, program belajar sambil bekerja merupakan tindaklanjut penjajakan kerja sama Ambon-Kyoto yang digagas ikatan pelajaran mahasiswa dan alumi Indonesia - Jepang, serta yayasan kemanusiaan Internastional Human Service (IHS) bergerak di bidang pendidikan.

Pemkot Ambon bersama Internasional Human Service (IHC) Hamamatsu setelah melakukan sosialisasi program belajar dan bekerja di Jepang ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama dan seleksi bagi para siswa di Ambon.

Ditambahkannya, para siswa sebelum ke Jepang, akan bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia di Jakarta. Setelah tiba di Jepang para siswa ini akan diurus oleh Yayasan Jepang Internasional Lewis Institut sebagai pihak ketiga yang akan menempatkan para siswa, untuk mengarahkan serta membimbing.

"Siswa ini juga terlebih dahulu, akan mendapatkan kursus bahasa Jepang selama dua bulan yang diberikan oleh tim yang berasal dari Pemerintah Kyoto, agar bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus maupun masyarakat setempat," kata Richard.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015