Ambon, 26/10 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff akan memanfaatkan konsultan internasional yang profesional untuk mengkaji pengembangan infrastruktur Blok Minyak dan Gas (Migas) Masela.

"Saya akan mengontrak konsultan internasional yang profesional untuk mengkajinya agar memiliki data akurat sebelum memutuskan pengembangan infrastruktur Blok Migas Masela," kata Gubernur Said Assagaff di Ambon, Senin.

Hasil kajian konsultan nantinya disepakati harus dipaparkan kepada Gubernur dan DPRD Maluku.

"Hasil kajian menjadi dasar untuk memutuskan yang idealnya infrastruktur dibangun di darat ataukah pengolahan terapung di laut," ujar Gubernur.

Dia tidak mau gegabah dalam memutuskan tahapan strategis tersebut karena menyangkut masa depan Maluku.

"Saya berusaha optimal meletakkan kerangka pengembangan Blok Migas Masela yang benar sehingga tidak merugikan masyarakat Maluku di kemudian hari," katanya.

Karena itu, dia juga telah berbicara dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemarintiman Rizal Ramli soal rencana pengembangan infrastruktur Blok Migas Masela.

"Saya saat ketemu Menko Rizal di Jakarta, beberapa waktu lalu, sekaligus memohon diberikan waktu untuk mengkajinya seoptimalnya dengan tujuan menyejahterakan masyarakat," ujar Gubernur.

Sebelumnya, Menko Rizal memerintahkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengkaji pengembangan infrastruktur Blok Migas Masela.

Blok yang diperkirakan beroperasi pada 2024 tersebut memiliki banyak kandungan gas dengan potensi mencapai 10,7 triliun cubic feet (tcf). Karena itu, ada rencana membangun infrastruktur pengolahan gas.

Menurut Rizal, jika dihitung secara finansial, balik modal atau Internal Rate of Return (IRR) blok tersebut mencapai 15,04 persen dan menyumbang pendapatan negara hingga 43,8 miliar dolar AS.

Ini adalah blok gas yang termasuk sangat besar potensinya," katanya.

Rizal mengungkapkan, ada dua pilihan pembangunan infrastruktur gas tersebut pertama membangun faslitas pengolahan terapung di laut dengan teknologi terbaru yang memakan biaya 19,3 miliar dolar AS.

"Ada usul dari Shell untuk membangun floating unit untuk memproses gas itu di atas laut ini. teknologi ini relatif baru. Shell melakukan di negara lain. Di Indonesia yang kedua," ujarnya.

Pilihan kedua adalah membangun jaringan pipa sepanjang 600 kilometer (km) dari blok Masela yang terletak di Laut Arafuru menuju Pulau Aru dengan investasi 14,6 miliar dolar AS sampai 16 miliar dolar AS.

"Pipanya itu kita bikin 600 km. Jadi dari lokasi ditemukannya gas, kita bangun pipa ke Aru," ujar Rizal.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015