Ambon, 26/1 (Antara Maluku) - Ketua Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Pemberdayaan Perempuan GASIRA) Maluku, Lies Marantika mengatakan pihaknya terus mengkaji isu perempuan dengan pendekatan ilmiah berbasis perempuan.

"Gasira memandang penting melakukan kajian-kajian terhadap isu perempuan sesuai dengan bidang kerja lembaga ini," kata Lies, di Ambon, Senin.

Ia mengatakan hal itu, dalam sambutan pada pembukaan Lokakarya Pemberdayaan Wartawan, dengan tema, "Isu-Isu Gender di Indonesia Timur", kerjasama GASIRA Maluku, Pena Indonesia Timur (PIT) dan Kedutaan Besar Amerika.

Menurut Lies, lokakarya ini dilakukan untuk memperkaya pengetahuan dan menjadi refrensi para jurnalis dalam menyampaikan informasi tentang gender ke publik dapat dilakukan dengan baik dan benar.

"Kami memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini, karena narasumber yang dihadirkan memahami dunia jurnalis, terutama isu gender. Teman-teman jurnalis juga bisa belajar bagaimana menulis isu-isu gender dan menjadi perhatian publik di daerah ini," katanya.

"Kami berharap lokakarya ini, ada hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama dan lebih intes lagi membicarakan isu-isu gender yang melibatkan para pimpinan media masa di daerah ini," ujar Lies.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak di Maluku relatif tinggi, dan jurnalis bisa menjadi corong bagi kaum perempuan yang mengalami tindak kekerasan sehingga perlu mendapatkan keadilan dalam menyelesaikan masalah.

"Saya menyampaikan terimakasih kepada Kedutaan Besar Amerika yang membantu kegiatan ini. Karena itu, kesempatan yang baik bagi teman-teman jurnalis untuk berdiskusi dengan para narasumber, sehingga bisa menambah pegetahuan di bidang jurnalis," harapnya.

Linda Tangdialla, salah satu narasumber sekaligus penanggungjawab Pena Indonesia Timur (PIT) mengatakan Lokakarya Pemberdayaan Wartawan bertujuan untuk meningkatkan wawasan terhadap isu gender dan perkembangan media masa pada umumnya.

"Medium untuk menyampaikan pesan isu gender tidak lagi terbatas pada media cetak tetapi media online juga punya peran untuk menyampaikan pesan-pesan tentang isu gender," katanya.

PIT, kata dia, sebuah wadah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para jurnalis di Indonesia Timur.

"Kami mengharapkan wadah ini bisa bermanfaat. Kami juga baru selesai menyelenggarakan kegiatan yang sama di Kupang dan berlangsung sukses, karena terjadi diskusi yang hangat, dan para peserta aktif dalam diskusi bersama," ujar Linda.

Karena itu, pihaknya menyampaikan ucapan terimakasih kepada GASIRA Maluku yang mau bekerjsama dalam kegiatan ini.

Selanjutnya, menyampaikan terimakasih kepada Kedutaan Besar Amerika, yang telah membantu serta mendukung penuh atas terselenggaranya kegiatan ini.

"Kami juga menyampaikan terimakasih kepada para peserta, baik para jurnalis maupun yang berasal dari sejumlah organisasi sosial yang peduli terhadap masalah perempuan dan anak. Terimakasih juga kepada para pembicara, karena di tengah-tengah kesibukan bisa menghadiri kegiatan ini.

Asisten Humas Kedutaan Besar Amerika, Theresia Andriani juga menyampaikan terimakasih kepada para jurnalis maupun para peserta yang berasal dari organisasi sosial lainnya.

"Saya harap diskusi ini tidak hanya satu arah atau dari narasumber saja tetapi perlu ada masukan dan saran dari para jurnalis,"pintanya.

Sebagai narasumber dalam kegiatan lokakarya ini, yakni Maria Hartiningsih wartawan Kompas, Linda Tangdialla wartawan Grup Bisnis Indonesia, Jerome Wirawan Wartawan Harian Media Indonesia dan Vivi Marantika dari Humanum (Himpunan Maluku Untuk Kemanusiaan).

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016