Ambon, 28/1 (Antara Maluku) - Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) memastikan konstruksi Jembatan Merah Putih (JMP) yang melintasi Teluk Dalam Ambon aman.

"Tim setelah melakukan peninjauan JMP pada 24 Januari 2016 merekomendasikan bahwa konstruksi jembatan tersebut pergeseran lima cm telah kembali ke nol sehingga terkoneksi pada 18 Januari 2016," kata Kadis PUPR Maluku, Ismael Usemahu, dikonfirmasi, Kamis.

Pernyataan dari pejabat itu menanggapi gempa tektonik berkekuatan 5,2 Skala Richter (SR) pada 29 Desember 2015 yang menyebabkan struktur baja mengalami pergeseran lima centi meter(CM).

Dengan demikian, tidak ada keraguan dari Pemprov Maluku soal konstruksi JMP yang menjadi bakal ikon pembangunan daerah ini.

"KKJTJ merupakan lembaga berkompeten Kemenpupera sehingga rekomendasi yang diterbitkan sudah mempertimbangkan dari berbagai aspek," tandasnya.

Ismael juga mengharapkan dengan rekomendasi KKJTJ tidak ada lagi pernyataan yang kurang bertanggung jawab dari berbagai pihak.

"Pembangunan JMP yang menelan biaya ratusan miliar rupiah dan melintasi Teluk Dalam Ambon sejak peletakan batu pertama pada 19 Agustus 2011 dijadwalkan dilalui perdana pada pertengahan atau akhir Februari 2016," tegasnya.

Dia juga mengemukakan soal penempatan ornamen di JMP yang telah diusulkan kepada pihak pelaksana harus menunjukkan identitas Maluku.

"Saya sudah mengusulkan sejumlah ornamen khas Maluku kepada pihak pelaksana yang nantinya dipasang sebagai asesoris JMP setelah mendapatkan persetujuan Gubernur Maluku, Said Assagaff," kata Ismael.

Sebelumnya, Satuan Kerja (Satker) JMP, Cristian Lesmono, mengakui, gempa tektonik berkekuatan 5,2 SR yang melanda Pulau Ambon pada 29 Desember 2015 menyebabkan struktur baja JMP mengalami pergeseran.

"Getaran gempa yang dirasakan sangat kuat itu mengakibatkan struktur baja JMP mengalami pergeseran sebesar lima ," katanya.

Paska gempa, pihaknya langsung melakukan pengukuran struktur jembatan yang akan menjadi ikon pembangunan di Maluku, dan didapati struktur baja pada bentangan tengah yang telah disiapkan untuk terkoneksi mengalami pergeseran.

Selain itu, kabel stayed yang digunakan untuk menyangga tiang utama bentangan tengah yang sebelumnya telah seimbang, mengalami pergeseran ke arah kanan. Akibatnya, kabel di sisi kanan menjadi tegang, sedangkan sisi kiri renggang.

Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengemukakan, JMP adalah salah satu proyek yang terindikasi mangkrak akibat lamanya waktu penyelesaiannya sejak peletakan batu pertama 19 Agustus 2011.

Panjang keseluruhan JMP yakni 1,06 kilometer ini akan menghubungkan desa Poka dan Galala yang dipisahkan oleh Teluk Ambon.

Jembatan ini terdiri dari jembatan pendekat arah Galala sepanjang 300 meter, pendekat arah Poka 320 meter dan bentang tengah 300 meter, tinggi pylon 89,5 meter, lebar 22,5 meter yang dibagi dua jalur.

Tujuan pembangunan JMP untuk mempercepat jarak tempuh ke pintu keluar Bandara Internasional Pattimura, serta kawasan Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, sehingga diharapkan bisa mengurangi tingkat kepadatan kendaraan

Pembangunan JMP bertujuan untuk menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon sesuai dengan Tata Ruang Kota Ambon di mana Poka-Rumahtiga sebagai kawasan pendidikan dan Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman.

Selain itu, JMP juga menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada, khususnya jazirah Leihitu serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan (mengurangi biaya operasi) menuju Bandar Udara Internasional Pattimura di Laha sebagai pintu keluar ke provinsi lainnya.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016