Meski terlahir di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru yang merupakan wilayah terpencil dan terisolasi dari berbagai kemajuan pembangunan sejak 53 tahun silam, dr. Johan Gonga sudah dikenal warga setempat sebagai sosok yang mau mengabdi dan bekerja melayani masyarakat.

Pria kelahiran 11 April 1963 ini awalnya menamatkan pendidikan sekolah dasar di Dobo pada tahun 1976 dan sekolah menengah pertama (SMP) Yos Sudarso Dobo tahun 1979 dan lanjut ke SMA Kristen Makassar hingga lulus tahun 1982.

Johan Gonga kemudian melanjutkan pendidikan strata (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya Jakarta tahun 1990 dan setahun kemudian diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh Departemen Kesehatan (kini Kementerian Kesehatan).

Walau pun sudah mulai terbiasa hidup di kota besar yang gemerlapan dan lengkap sarana infrastruktur seperti Makassar dan Jakarta, Johan Gonga memiliki tekad dan semangat kuat untuk kembali mengabdi dan melayani di kampung halamannya.

"Tugas pertama saya itu di Puskesmas Mesiang, (Aru Tengah) yang letaknya relatif jauh dan hanya bisa dijangkau melalui jalan laut dengan perahu bermesin ketinting," kata Johan Gonga.

Kepulauan Aru saat itu masih berstatus kecamatan dan secara administratif berada di bawah kendali Kabupaten Maluku Tenggara.

Masalah sarana transportasi, komunikasi, listrik, jalan, jembatan, lapangan terbang, atau pelabuhan laut ketika itu tidak perlu ditanyakan lagi karena semuanya belum tersedia secara memadai.

Putera kesemibalan dari sepuluh bersaudara dengan ayah Adolf Gonga alias Ence Gonga dan Helena Katerina Lie ini tetap memiliki semangat juang yang tinggi untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil.

Tugas dan pengabdian Johan sebagai Kepala Puskesmas Mesiang diemban sejak tahun 1991 hingga 1993 ini dengan segala keterbatasan infrastrukturnya, kemudian dimutasi ke Dobo yang saat ini menjadi Ibu Kota Kabupaten Kepuluan Aru dan tahun 1998 diangkat sebagai kepala puskesmas Dobo hingga tahun 2004.

Selain mendapatkan piagam kehormatan satya lencana karya satya XX tahun pengabdian dari Presiden RI pada 6 Agustus 2012, dia juga ditetapkan sebagai dokter teladan se-Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2003 lalu.

Sosok Johan Gonga dikenal warga sebagai pria yang bekerja dengan penuh ketulusan hati dan keikhlasan serta kesederhanaan pembawaan hidupnya sehari-hari.

Ayah tiga orang puteri dengan pasangan hidupnya Cherly Oesia ini mengharapkan agar anak-anak Kepulauan Aru kelak bisa menjadi dokter-dokter muda yang memiliki tekad kuat untuk mengabdi dan melayani masyarakatnya sendiri di wilayah terpencil dan sangat minim infrastruktur dasar kesehatan maupun tenaga medis.

"Dokter itu sebuah profesi yang sifatnya melayani dan harus dijalani dengan ketulusan hati ketika kita mengabdi di mana pun daerahnya, apalagi pada wilayah yang sangat perpencil sehingga anak-anak Aru harus bisa berkembang dan memiliki tekad membangun daerah dan masyarakatnya melalui semangat pengabdian," ujarnya.


Jadi Bupati

Jabatan terakhir Jogan Gonga adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cendrawasih Dobo yang dipegangnya selama beberapa tahun dan akhirnya mengundurkan diri.

Tujuannya adalah ingin memberikan pengabdian yang lebih besar kepada warga Aru sehingga dirinya maju sebagai kandidat bakal calon kepala daerah dan berpasangan dengan Muin Sogalrey dalam pilkada serentak Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2015 lalu.

Dengan bermodalkan pengalaman birokrasi dan pengabdiannya di puskesmas hingga menjadi Direktur RSUD Cendrawasih Dobo, dr. Gonga dan pasangannya berhasil mendapatkan dukungan dan kepercayaan rakyat Kepulauan Aru memimpin daerah itu selama lima tahun ke depan.

Sejumlah pendidikan penjenjangan dan profesi serta diklat kepemimpinan dalam jajaran birokrasi juga sudah pernah diikutinya seperti Diklatpim III yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri hingga persiapan pemerintah daerah menghadapi audit BPK atas laporan keuangan daerah di Jakarta lima tahun silam.

Johan Gonga yang juga menjadi putera Aru pertama yang meraih gekar dokter dan kembali mengabdi di daerah asalnya ini sudah tidak asing bagi masyarakat sehingga mendapatkan dukungan besar sehingga Gubernur Maluku Said Assagaff atas nama Menteri Dalam Negeri telah melantik mereka pada Rabu, (17/2) kemarin.

"Visi misi kami membangun Kepulauan Aru sangat sederhana dan rencana strategi (resntra) kerjanya harus disesuaikan dengan peraturan presiden maupun pemerintah provinsi, tetapi yang menjadi skala prioritas adalah bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta pemberdayaan masyarakat," katanya.

Dia juga mengharapkan adanya investasi ke daerah yang memiliki banyak potensi kekayaan alam laut dan darat tersebut agar lebih memajukan Aru ke depan dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat untuk lebih baik.

Untuk masalah lahan yang dilirik investor untuk membuka areal perkebunan misalnya, ia menegaskan, bila tidak ada keberatan warga selaku pemilik lahan tentunya akan didorong pemerintah daerah, namun sepanjang merugikan masyarakat maka tidak bisa dijalankan.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016