Saumlaki, 23/2 (Antara Maluku) - Kelompok usaha kain tenun asal Maluku Tenggara Barat (MTB) hingga kini masih kurang mendapatkan perhatian, terutama masalah pemasaran.

"Produksi kain tenun MTB sekarang ini cukup banyak dengan berbagai corak dan kualitasnya cukup baik. Hanya saja masalah yang dihadapi yakni pemasaran," kata Wakil Bupati MTB Poly Werempinan saat bertemu Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Wuryanto, di Saumlaki, Selasa.

Pemkab MTB sudah melakukan promosi sampai ke luar daerah selama ini seperti ke Surabaya guna mencari perhatian agar bisa menjual hasil tenun kelompok usaha yang ada di daerah ini.

Poly mengatakan, promosi juga dilakukan di lingkungan Kantor Bupati MTB, di mana setiap hari-hari besar atau acara penjemputan tamu dari luar daerah semua PNS di lingkungan Pemkab setempat diharuskan mengenakan pakaian dari bahan kain tenun untuk menarik perhatian sekaligus promosi.

"Kalau kita sendiri yang punya tidak memakai bagaimana mau dipromosikan kepada orang lain menggunakannya, hal ini yang harus mendapat perhatian," katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, kalau ada perhatian dari pihak BI Perwakilan Maluku untuk membantu para kelompok usaha kain tenun ini dengan senang hati diterima.

Pimpinan Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Wuryanto mengatakan, pihaknya bukan saja membantu untuk mengembangkan usaha kelompok kain tenun, tetapi juga turut mempromosikan.

"Saya akan mengajak pimpinan dan staf dunia perbankan yang ada di Maluku untuk turut mempromosikan kain tenun MTB dengan cara menggunakannya pada saat-saat tertentu," ujarnya.

Salah satu anggota kelompok kain tenun MTB di Desa Fursuing, Kecamatan Selaru, Selly Lohatu mengatakan, ia bersama tujuh orang lainnya melakukan tenun dan hasilnya bisa mencapai lima sampai enam kain dalam bentuk Sial, Dasi maupun kain dengan ukuran tiga meter setiap hari.

Kendala yang dihadapi yakni mau dipasarkan ke mana. Dalam sepekan yang laku terjual hanya mencapai empat hingga lima potong, berbagai jenis dan itu pun sesuai pesanan dari pelanggan.

"Biar demikian, tetapi kami rasa cukup untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak," ujar Sely yang dua anak saat ini duduk di bangku SMU.

Kalau masalah harga, lanjutnya, biasanya kalau ukuran dari Rp125.000 hingga Rp150.000/buah, sial Rp200.000/helai dan kain ukuran tiga meter yang biasanya dibeli untuk membuat kemeja, jas dan sebagainya Rp650.000 sampai Rp700.000/potong.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016