Saumlaki, Maluku, 25/2 (Antara Maluku) - Tim Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku memantau peredaran uang logam di Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

"Berdasarkan laporan manajemen bank beroperasi di Saumlaki ternyat uang logam pecahan, baik Rp100, Rp200, Rp500 hingga Rp1.000 semakin langka," kata Pimpinan Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Wuryanto, seusai memberikan makalah pada seminar "Ayo Gunakan Rupiah Dalam Setiap Transaksi", di Saumlaki, Rabu.

Dia menjelaskan, BI ingin sosialisasi kepada masyarakat mata uang rupiah. Artinya memastiksn bahwa rupiah adalah tanda kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Di kota Saumlaki sekarang ini adalah terjadi kelangkaan uang logam," ujarnya.

Alasannya, karena harga barang-barang di Saumlaki relatif mahal, , kelipatannya hingga Rp2.000 bahkan sampai Rp5.000, maka uang logam yang nilainya mulai dari Rp100 hingga Rp1.000 kurang terpakai lagi.

Hal ini dapat dibuktikan dengan transaksi-transaksi yang terjadi, bahkan kalau masyarakat membeli dan harus pengembalian Rp1.000,karena tidak ada logam, maka igantikan dengan permen dan hal itu dianggab biasa saja.

Karena itu, dia mengarahkan manajemen Bank yang beroperasi di Saumlaki ini harus mengfasilitasi para pengusaha atau pedagang terutama pelaku usaha mikro menengah agar tersedia uang logam untuk pengembalian saat masyarakat berbelanja.

"Kami (BI) mengapresiasi langkah Pemkab MTB yang memprogramkan membuat stiker terkait penggunaan uang logam untuk ditempelkan pada toko-toko atau kios-kios kecil tentang penggunaan uang logam," tandas Wuryanto.

BI akan mengintensifkan koordinasi dengan lima bank yang ada di Saumlaki yakni empat bank umum dan satu lainnya BPR agar mendukung program Pemkab MTB.

"Marilah kita berupaya memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat di MTB sebagai salah satu daerah perbatasan agar tidak menimbulkan keresahan terkait transaksi melibatkan pelaku usaha kecil, mikro dan menengah," tegas Wuryanto.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016