Ambon, 3/3 (Antara Maluku) - Produksi jagung dan kedelai selama 2015 pada sejumlah daerah di Provinsi Maluku mengalami peningkatan, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Diah Utami di Ambon, Rabu.
Ia menyebutkan produksi jagung pada tahun 2015 berdasarkan angka sementara (asem) sebesar 13.947 ton pipilan kering atau mengalami penaikan sebesar 3.379 ton (31,97 persen) daru produksi 2014 sebesar 10.568 ton.
Puncak panen jagung pada tahun 2015, kata Diah, sama dengan tahun 2013 yang terjadi pada bulan April. Hal ini berbeda dengan puncak panen jagung pada tahun 2014 yang terjadi pada bulan Maret.
Perbedaan puncak panen pada tahun 2015 dan 2014 itu, menurut dia, karena pada tahun 2015 terjadi pergeseran tanam, yaitu kegiatan penanaman jagung pelaksanaannya mundur (terlambat) dibanding tahun 2014.
Diah menjelaskan bahwa penaikan produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 3.379 ton terjadi pada subround Januari sampai dengan April sebesar 3.533 ton. Sebaliknya, pada subround Mei--Agustus dan September--Desember mengalami penurunan produksi masing-masing sebesar 5 ton dan 149 ton.
Produksi kedelai pada tahun 2015 berdasarkan Asem sebesar 707 ton biji kering atau mengalami penaikan sebesar 129 ton (22,32 persen) dari produksi 2014 sebesar 578 ton.
"Puncak panen kedelai pada tahun 2015 terjadi pada bulan Maret dan September berbeda dengan puncak panen pada tahun 2014 yang terjadi pada bulan April dan Agustus," ujarnya.
Perbedaan puncak panen terbesar pada tahun 2014 dan 2015, lanjut dia, khusus pada bulan Maret dan April, karena pada tahun 2015 terjadi pergeseran waktu tanam yaitu dilakukan lebih cepat (lebih awal) dibanding tahun 2014 yang disebabkan panen juga lebih cepat.
Peningkatan produkasi kedelai tahun 2015 terjadi pada subround Januari--April sebesar 171 ton (45,00 persen) dan pada subround September--Desember sebesar 82 ton (282,76 persen). Sebaliknya, pada subround Mei--Agustus mengalami penurunan produksi sebesar 124 ton (73,37 persen).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Ia menyebutkan produksi jagung pada tahun 2015 berdasarkan angka sementara (asem) sebesar 13.947 ton pipilan kering atau mengalami penaikan sebesar 3.379 ton (31,97 persen) daru produksi 2014 sebesar 10.568 ton.
Puncak panen jagung pada tahun 2015, kata Diah, sama dengan tahun 2013 yang terjadi pada bulan April. Hal ini berbeda dengan puncak panen jagung pada tahun 2014 yang terjadi pada bulan Maret.
Perbedaan puncak panen pada tahun 2015 dan 2014 itu, menurut dia, karena pada tahun 2015 terjadi pergeseran tanam, yaitu kegiatan penanaman jagung pelaksanaannya mundur (terlambat) dibanding tahun 2014.
Diah menjelaskan bahwa penaikan produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 3.379 ton terjadi pada subround Januari sampai dengan April sebesar 3.533 ton. Sebaliknya, pada subround Mei--Agustus dan September--Desember mengalami penurunan produksi masing-masing sebesar 5 ton dan 149 ton.
Produksi kedelai pada tahun 2015 berdasarkan Asem sebesar 707 ton biji kering atau mengalami penaikan sebesar 129 ton (22,32 persen) dari produksi 2014 sebesar 578 ton.
"Puncak panen kedelai pada tahun 2015 terjadi pada bulan Maret dan September berbeda dengan puncak panen pada tahun 2014 yang terjadi pada bulan April dan Agustus," ujarnya.
Perbedaan puncak panen terbesar pada tahun 2014 dan 2015, lanjut dia, khusus pada bulan Maret dan April, karena pada tahun 2015 terjadi pergeseran waktu tanam yaitu dilakukan lebih cepat (lebih awal) dibanding tahun 2014 yang disebabkan panen juga lebih cepat.
Peningkatan produkasi kedelai tahun 2015 terjadi pada subround Januari--April sebesar 171 ton (45,00 persen) dan pada subround September--Desember sebesar 82 ton (282,76 persen). Sebaliknya, pada subround Mei--Agustus mengalami penurunan produksi sebesar 124 ton (73,37 persen).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016