Ambon, 5/4 (Antara Maluku) - Warga kota dan pulau Ambon "menyerbu" dan memadati Jembatan Merah Putih (JMP) paska diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin (4/4),

Antara yang melakukan pemantauan, Selasa petang, melaporkan, ratusan warga dari berbagai kawasan tampak memadati JMP, terutama di bagian bentangan tengah jembatan untuk menyaksikan keindahan Teluk Ambon dan ibu kota provinsi Maluku tersebut saat senja.

Warga tua-muda dan anak-anak terlihat memanfaatkan momen indah saat sunset atau matahari tenggelam dengan latar belakang Teluk Ambon untuk ber "selfie" ria di tengah-tengah jembatan menggunakan kamera telepon genggam maupun kamera profesional.

"Saya bersama istri dan anak-anak sengaja datang karena mendengar kabar bahwa jembatan terpanjang dan termegah di KTI ini telah dibuka untuk umum, sekaligus menikmati keindahan kota Ambon dari atas jembatan, terutama saat senja," kata warga Hatiwe Besar, Kecamatan Teluk Ambon,Ongen (30).

Ongen bersama ratusan warga yang memenuhi jembatan tersebut, baru untuk pertama kalinya bisa melewati jembatan sepanjang 1.140 meter yang dibangun hampir enam tahun sejak pencanangan batu pertama pembangunan bertepatan dengan HUT Provinsi Maluku pada 19 Agustus 2011.

Warga lainnya, Margie mengaku mendatangi JMP bersama keponakannya karena tertarik dengan keramaian warga yang menyerbu jembatan yang dibangun dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp731,5 miliar dengan tipe jembatan "cable stayed double pylon" dengan umur (ketahanan) diperkirakan 100 tahun tersebut.

"Saya baru selesai menjemput keponakan dari sekolah, dan saat hendak pulang ke Desa Galala, melibat begitu banyak warga yang datang dengan mobil maupun sepeda motor ke JMP, sehingga tertarik juga untuk menyaksikannya," ujarnya.

Kendati tempat tinggalnya di Desa Galala yang merupakan lokasi JMP, namun Margie mengaku baru pertama kali menginjakkan kakinya di atas jembatan tersebut.

"Ternyata pemandangan kota Ambon dari atas jembatan ini sangat luar biasa. Beta (saya) baru pertama kali menyaksikan pemandangan kota Ambon yang sangat indah, terutama saat sunset dari atas jembatan ini," katanya.

Banyak warga masyarakat yang datang memarkir kendaraan mereka, baik motor maupun mobil, di tepi badan jalan dan kemudian mencari lokasi terbaik di sepanjang jembatan untuk berfoto bersama keluarga maupun sendiri-sendiri dan segera menyebarkan foto-foto "selfie" mereka ke Facebook dan Twitter.

Hanya satu ruas jalur jembatan yang tampak dibuka untuk warga. Jalur lainnya masih terdapat sisa-sisa acara peresmian di bagian tengah jembatan yang belum tuntas dibersihkan petugas, termasuk spanduk ucapan selamat datang untuk Presiden dan rombongan yang belum dilepas dari dinding pembatas.

Jembatan megah yang menjadi ikon baru Kota Ambon tersebut dibangun dengan tipe "cable stayed double pylon" tersebut terbagi tiga bagian yakni jembatan pendekat di sisi Desa Poka, kecamatan Teluk Ambon sepanjang 520 meter, pendekat dari sisi Desa Galala sepanjang 320 meter serta bentangan tengah sepanjang 300 meter.

Jarak antarpilon jembatan dengan tipe khusus yakni sepanjang 150 meter, ruang bebas 34,109 meter, sedangkan tinggi jembatan mencapai 34,1 meter di atas permukaan laut.

Jembatan tersebut diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari kota Ambon menuju Bandara Pattimura yang berkisar 35 Km dan sebaliknya, sehingga biaya operasi kendaraan dapat berkurang.

Selama ini harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Poka dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, ditambah waktu antri.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016