Ambon, 2/6 (Antara Maluku) - Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal Doni Monardo menyatakan jajaran Kodam mulai dari tingkat paling bawah Babinsa sampai Pangdam terus bekerja keras menciptakan ketahahan nasional di wilayah Maluku dan Maluku Utara.

"Dua wilayah itu pernah tercabik-cabik kehidupan masyarakatnya akibat konflik horishontal beberapa tahun lalu. Tetapi dapat diatasi dalam waktu tidak terlalu lama dibandingkan konflik di belahan dunia lain. Ini kondisi yang patut dipertahankan," katanya, saat Ramah Tamah Bersama Forkopimda, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, dalam rangkaian kunjungan kerja Kasad Jenderal TNI Mulyono, di Ambon, Rabu (1/2) malam.

Menurut Pangdam, konflik horishontal di Maluku dan Maluku Utara beberapa tahun lalu dapat terselesaikan bukan karena peran sebuah institusi tetapi kerja keras dan kemauan kuat segenap komponen masyarakat, terutama peran tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Katolik dan didukung pimpinan agama Hindu dan Budha.

"Tanpa mereka ini, mungkin kondisi yang kita nikmati hari ini tidak mungkin bisa tercapai. Kami punya harapan besar kepada para tokoh agama yang sudah tinggal puluhan tahun di daerah ini, sedangkan kami pejabat TNI berada di sini hanya hitungan bulan dan tahun saja," ungkapnya.

Pangdam menyatakan, yang lebih tahu perkembangan masyarakat dari hari ke hari adalah para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Karena itu, pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi.

"Alhamdulilah, kita melihat hari ini, kondisi masyarakat Maluku bisa menjadi lebih baik. Kita harapkan suasana damai ini betul-betul tetap terjaga dengan baik. Walaupun setiap saat dan setiap waktu, ada saja gesekan-gesekan terjadi apakah perkelahian-perkelahinan karena pengaruh minuman keras (Miras) atau provokasi dari pihak-pihak tertentu dari luar, tetapi ketahanan masyarakat saat ini semakin kuat," katanya.

"Kita juga melihat ada sejumlah peristiwa tetapi bisa dilokalisir, sehingga tidak berkembang ke daerah yang lainnya. Ini semua tidak terlepas dari peran serta pemerintah daerah, pihak kepolisian termasuk juga para pimpinan perguruan tinggi dan media masa yang telah banyak memberikan dukungan terhadap terciptannya keamanan di wilayah Maluku dan Maluku Utara," tambah Pangdam Doni.

Ketua PGI Wilayah Maluku dan Maluku Utara Pendeta John Ruhulessin menyampaikan apresiasi dan antuasias yang tinggi atas kehadiran Kasad di daerah ini.

"Kami sungguh sangat percaya bahwa kehadiran Bapak Kasad tidak hanya untuk TNI tetapi untuk kemashalatan seluruh bangsa daerah ini. Kami sangat mengapresiasi kehadiran bapak dalam kujungan ini, di tengah-tengah masyarakat Malauku," kata Pendeta John, yang diberikan kesempatan memberikan sambuatan mewakili tokoh agama lain dan tokoh masyarakat.

Menurut dia, berbicara peran TNI di tengah-tengah masyarakat Maluku dan Maluku Utara dan bangsa secara keseluruhan, tidak diragukan lagi.

"Kekuatan TNI menjadi pilar utama bagi keutuhan NKRI," katanya.

Oleh karena itu, para tokoh agama menjadi bagian dari proses bersama dengan TNI dan juga kekuatan-kekuatan yang lain, yakni Polri dan seluruh Stakeholder di tengah-tengah masyarakat, untuk bersama-sama membangun bangsa ini.

"Dalam proses bersama itu, kami menikmati pencitraan TNI yang semakin hari semakin menjawab aspirasi dan tuntutan masyarakat Indonesia khususnya di Maluku, yang terus melakukan proses-proses konsolidasi dalam penataan kembali kehidupan bersama," ujarnya.

TNI di Maluku dan Maluku Utara melalui kepemimpinan Mayjen TNI Doni Monardo, kata Pendeta John, dalam komunikasi betul-betul dibangun dari bawah, ini model komunikasi yang sangat dibutuhkan untuk menjadikan TNI bagian dari kehidupan bersama seluruh rakyat di Maluku.

"Proses komunikasi yang dilakukan Pangdam tidak melihat adanya sekat-sekat tetapi betul-betul tumbuh dari kesadaran bahwa kita tidak bisa daerah ini, mewujudkan perdamaian dan persaudaran tanpa komunikasi yang terbangun dari rakyat. Kemacetan komunikasi akan mengakibatkan banyak hal dan sangat sulit mejawab berbagai persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Selain itu, perhatian TNI tidak hanya tertuju pada membangun ketahanan tetapi membangun kesejahteraan masyarakat, dengan program emas hijau dan emas biru yang digalakan oleh Pangdam. Ini juga pendekatan yang menarik TNI, karena tidak hanya membangun postur TNI yang dianggap seram tetapi TNI tampil sangat akrab dengan masyarakat dan menjawab kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

"Kami berharap kesatuan TNI dengan masyarakat terus menjadi kekuatan bersama kita, Karena TNI tanpa rakyat akan lemah dan rakyat tanpa TNI juga akan lemah," tandas Pendeta John. 

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016