Ambon, 27/6 (Antara Maluku) - Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal TNI Doni Monardo mengakui perdamaian antara Negeri/Desa Mamala dan Morela yang sering terlibat konflik butuh proses yang panjang.

Pangdam mengatakan hal itu dalam kegiatan Safari Ramadhan bersama Pemerintah Provinsi Maluku dan jajarananya di Negeri Mamala dan Morela, Kecamatan Lehitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Minggu.

"Kurang lebih 10 bulan yang lalu tepatnya tanggal 14 Agustus 2015, saya berkesempatan untuk melakukan kunjungan kerja ke berbagai satuan di sejumlah wilayah Provinsi Maluku. Pilihan saya pertama adalah kawasan di Jasirah Leihitu, yakni Negeri Lima, Zeith, Mamala dan Morela," jelas Pangdam Doni.

Menurut dia, dalam sejumlah pertemuan dengan masyarakat di sejumlah negeri tersebut, timbul sejumlah permintaan kepada pihaknya untuk bisa menjadi mediator dan fasilitator dalam rangka mempertemukan pihak-pihak yang selama beberapa tahun terakhir ini terlibat konflik yang cukup berkepanjangan.

"Dari data yang kami peroleh tidak sedikit korban yang berjatuhan baik korban jiwa maupun harta benda," kata Pangdam Doni.

Ia mengatakan, setelah dirinya melakukan diskusi dengan staf bahwa perdamaian sudah berulangkali dilakukan, sehingga pada saat itu ia mengatakan mungkin dirinya belum bisa mengambil keputusan untuk membuat pola perdamaian.

"Alhamdulilah, ada masukan dan pemikiran sehingga mula-mula kita lakukan adalah proses pelatihan yang dilakukan di Bataliyon 733/Kabaresi di Waiheru, di mana materinya program pelatihan budidaya kelautan dan perkebunan," ujarnya.

Dalam program itu, kata Pangdam, sejumlah perwakilan dari desa-desa yang mengalami konflik dengan waktu yang cukup panjang dilibatkan. Strateginya adalah bagaimana mengatur agar perwakilan dari desa-desa itu bisa tidur berdampingan dengan tempat tidur saling bersebelahan. Bahkan ember dan gayungnya mandi pun disiapkan hanya satu.

"Alhamdulilah, apa yang terjadi, karena hanya satu fasilitas yang diberikan maka satu sama lainnya harus bisa berkomunikasi. Inilah titik awal dari proses perdamaian yang terjadi khususnya desa-desa yang mengalami konflik dengan waktu yang cukup panjang," kata Pangdam.

Proses perdamaian, katanya, terus berlanjut dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh jajaran Korem 151/Binaiya mulai dari pembuatan bibit pohon penghijauan, melakukan budidaya perikanan sampai akhirnya memberangkatkan sejumlah perwakilan dari Negeri Mamala dan Morela untuk melaksanakan umroh ke tanah Suci Mekah.

"Apa yang kita lakukan hari ini, tentunya sebuah semangat untuk menciptakan sebuah kerukunan yang abadi. Memang semuanya tergantung atau berpulang kepada seluruh tokoh masyarakat, namun demikian, saya melihat ada semangat yang luar biasa dari seluruh tokoh yang ada termasuk masyarakat," ujar Pangdam.

Ia mengakui, bahwa pihaknya menurunkan tim survei untuk mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk menayakan apa yang diinginkan oleh masyarakat, sehingga apa yang kita lakukan saat ini merupakan sebuah proses yang cukup panjang.

"Mudah-mudahan suasana keurukunan ini bisa kita pertahankan," harapnya.

Provinsi Maluku, menurut Pangdam, sangat kaya dengan alam yang begitu menjanjikan, sehingga ke depan harus banyak generasi muda yang berasal dari ke dua desa ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia.

"Jika dibandingkan saudara-saudara kita yang ada di NTT, mereka sangat terbatas dengan fasilitas daerah, alam yang keras, terbatasnya air, dan terbatasnya lahan untuk pertaninan. Tetapi di daerah ini, begitu banyak fasilitas dan alam yang begitu menjanjikan, di laut ikan berlimpah dan di darat begitu banyak hasil alam yang bisa dinikmati oleh masyarakat," ungkap Pangdam Doni.

Oleh karena itu, dengan adanya ketersediaan hasil alam, lingkungan yang begitu menjanjikan masyarakat, yang ada dikawasan ini setidakanya bisa memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

"Mudah-mudahan dengan suasana rukun dan damai yang tercipta secara alamiah, kita harapkan bisa dijaga bersama jangan sampai ada gesekan-gesekan yang mungkin bisa saja terjadi," katanya.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016