Ambon, 28/6 (Antara Maluku) - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperindag) Kepulauan Aru tidak melaksanakan operasi pasar (OP) gula pasir karena stok terjamin dan harga di pasar terkendali.

Kepala Diskopperindag Kepulauan Aru, Ruddy Siwabessy, dihubungi dari Ambon, Selasa, mengatakan, harga gula pasir di Dobo, ibu kota kabupaten, saat ini bervariasi Rp17.000-18.000/Kg.

"Jadi tidak dilaksanakan OP karena stok gula bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 80.000 jiwa penduduk Kepulauan Aru, terutama basudara Islam yang sedang menunaikan bulan suci Ramadhan maupun menjelang perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah," ujarnya.

Ia juga menyatakan Kepulauan Aru tidak mendapat gula pasir kristal yang dipasok Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

"Kebutuhan gula pasir di Kepulauan Aru dipasok kapal pendukung program tol laut yang telah dua kali menyinggahi dan bongkar di pelabuhan Yos Sudarso, Dobo," katanya.

Ruddy menambahkan, Diskopperindag Kepulauan Aru memprogramkan pasar murah di Dobo pada 30 Juni hingga 3 Juli 2016.

Pasar murah itu menjual gula pasir dan bahan pokok masyarakat lainnya, termasuk sandang dan barang kelontong lainnya.

"Saya juga sedang memantapkan pelaksanaan OP dengan para distributor bahan pokok masyarakat yang selama ini memasoknya dari Surabaya, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan," ujar Ruddy.

Menurut rencana, kapal pendukung program tol laut tahap ketiga dijadwalkan tiba di pelahunan Yos Sudarso, Dobo pada awal Juli 2016.

"Saya diinformasikan kapal tersebut mengangkut sekitar 80 ton bahan kebutuhan pokok dan material bangunan. 80 persen bahan pokok, 20 persen material bangunan," ujarnya.

Ruddy juga menjamin stok bahan pokok mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 80.000 jiwa penduduk Kepulauan Aru hingga dua bulan ke depan.

"Jadi masyarakat, terutama umat Islam yang sedang menunaikan Puasa maupun mempersiapkan perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah jangan terpengaruh karena stok bahan pokok terjamin dan harga intensif dipantau tim pengawasan," tandas Ruddy.

Dia mengakui, ketersediaan telur yang menjadi kebutuhan untuk perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah sedang dikoordinasikan dengan para distributor, mengingat permintaan masyarakat di kawasan Barat maupun Tengah Indonesia relatif tinggi.

"Telur harus dipasok dari Surabaya maupun Makassar, sehingga harus dihitung akurat kebutuhan masyarakat untuk mengantisipasi kemungkinan busuk bila terlalu lama disimpan," kata Ruddy.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016