Ambon, 24/8 (Antara Maluku) - Dewan Rempah Maluku (DRM) dan Mercy Corps akan mengembangkan dan mengembalikan kejayaan rempah-rempah Maluku yang dulu menjadi incaran bangsa Eropa dan Timur Tengah.

"Rempah-rempah Maluku seperti Pala dan Cengkeh harus dikembalikan lagi kejayaannya sehingga Maluku yang dikenal sebagai pulau rempah dapat kembali bangkit untuk menghasilkan produksi yang berkualitas dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani maupun pelaku usaha," kata Direktur Eksekutif Dewan Rempah Maluku, Nus Soumokil di Ambon, Rabu.

Menurut dia, pengembangan rempah dilakukan saat ini melalui temu petani dengan forum bisnis rempah Maluku, yang menghadirkan para petani, pelaku usaha di Maluku khususnya Kota Ambon.

Forum bisnis yang dilakukan saat ini juga merupakan tahapan mempersiapkan dokumen yang akan disampaikan pada musyawarah wilayah yang akan berlangsung 27 Agustus 2016.

Ia mengatakan, salah satu indikator yang dilakukan dalam kaitan forum bisnis diharapkan dapat memberikan gambaran dan pencerahan terhadap semua pelaku usaha rempah di daerah.

Para petani lanjutnya, menghadapi masalah yakni musim panen, pelaku usaha hadapi persaingan ketat seperti mafia yang membuat pelaku usaha mengalami kesulitan yakni produk dari Maluku tetapi proses ekspor bukan dari Maluku tetapi Surabaya.

"Kita berharap pemerintah dapat mengambil sikap terhadap kondisi rempah Maluku sebagai produk unggulan guna meningkatkan kesejahteraan petani, karena rempah Maluku terutama pala dan cengkih telah menjadi hak keturunan," kata Nus.

Sementara itu Kepala kantor perwakilan Mercy Corps Ambon, Sandra Lakembe menyatakan, pihaknya berupaya memfasilitasi Dewan rempah Maluku dengan memberikan perhatian dan mencoba memetakan kembali peran petani, pelaku usaha dan institusi yang mempunyai kewenangan.

"Forum bisnis ini diharapkan ada kesepahaman antara petani, pedagang institusi lain yang konsentrasi pada peningkatan serta mengembalikan kejayaan Maluku sebagai pulau rempah," katanya.

Upaya tersebut katanya, telah terpetakan masalah yang sampai saat ini masih berlangsung yakni merubah pola pikir pamerintah dan petani untuk bekerja sama manghasilkan produksi yang berkualitas dan hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan.

Melalui forum ini, seluruh peserta yang hadir dapat mengambil peran dan tidak terjadi proses pelemparan tanggung jawab dari petani atau pengusaha kepada pemerintah, tetapi bagaimana seluruh pihak bekerjasama untuk meningkatkan produksi.

"Yang terpenting adalah bagaimana merubah mainset bahwa seluruhnya akan kembali kepada petani, jika mereka mau bekerja maka akan berdampak pada kesejahteraan. Kami bersama DRM hanya melakukan proses fasilitasi tetapi tidak dapat menyelesaikan masalah," ujarnya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016