Ambon, 26/8 (Antara Maluku) - Badan pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) provinsi Maluku menggandeng sejumlah instansi melakukan aksi bersih sungai Waeruhu, di desa Galala, Kecamatan Sirimau, kota Ambon, melibatkan ribuan warga dari dua desa yang bermukim di sekitar sungai tersebut.

Aksi bersih sungai Waeruhu dan pesisir pantai desa Galala dan Hative Kecil tersebut pada Jumat, dipimpin Kepala Bapedal Maluku, Vera Tomasoa, juga melibatkan puluhan pegawai Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan Kota Ambon, personil Kodam XVI/Pattimura dan Polri serta ratusan siswa SD Negeri 1 dan 2 Galala serta siswa SMP Negeri 3 Ambon.

Ratusan pegawai Bapedal, TNI/Polri serta siswa SD dan SMP melakukan penyisiran mulai dari muara sungai Waeruhu hingga ke hulunya yang diperkirakan sepanjang 1,5 kilo meter, untuk menemukan dan mengangkat berbagai sampah yang ada di dalam sungai tersebut.

Lebih dari dua jam ratusan peserta berlomba untuk mengangkat sampah yang sengaja dibuang masyarakat di sepanjang sungai, termasuk membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh dan menutupi permukaan, sehingga dalam waktu singkat salah satu sungai besar di kota Ambon tersebut menjadi bersih.

"Aksi ini juga melibatkan komunitas bahari Ambon, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi-Maluku, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) serta masyarakat dari dua desa yang bermukim di sekitar sungai tersebut," kata Vera Tomasoa.

Aksi tersebut merupakan tindak lanjut dari sosialisasi gerakan bersih sungai Waeruhu kepada warga Desa Galala dan Hative Kecil yang digelar pada Rabu (24/8), sekaligus langkah awal pembersihan terhadap enam sungai besar yang ada di Kota Ambon.

Menurut Vera, upaya sosialisasi dan aksi bersih sungai tersebut dilakukan guna membersihkan seluruh sungai dari sampah dibuang masyarakat selama ini, sekaligus menggugah kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaganya dan menciptakan pola hidup bersih dan sehat.

"Target utama lain yakni jika seluruh sungai bersih dan bebas dari sampah, maka tidak akan berdampak terhadap kerusakan Teluk Dalam Ambon yang selama ini dikagumi berbagai pihak termasuk wisatawan dalam dan luar negeri," katanya.

Menurutnya, tingkat kerusakan Teluk Dalam Ambon oleh sampah dan sedimentasi saat ini, salah satu faktor utamanya yakni akibat sampah yang dibuang masyarakat di sungai dan selokan, ikut terbawa ke perairan teluk Ambon saat tiba musim hujan.

"Karena itu jika seluruh sungai di Ambon bersih dari sampah dan masyarakat ikut terlibat menjaganya, maka dipastikan tingkat pencemaran dan kerusakan Teluk Ambon dapat dikurangi sekaligus menjadi tempat bagi para nelayan di kota Ambon untuk menangkap ikan," ujarnya.

Aksi tersebut juga untuk mempersiapkan kawasan pesisir Desa Galala dan Hative Kecil sebagai tempat pelaksanaan Pesta Teluk Ambon pada 9 September 2016, mempercantik wajah kota Ambon sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2017, sekligus mempertahankan tropy adipura yang diperoleh kota Ambon dalam beberapa tahun terakhir.

Dia mengakui, masalah kebersihan sungai dari sampah tidak bisa dilakukan dengan mudah dan cepat, tetapi berkesinambungan, karena dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut berperan aktif menjaga dan memeliharanya sebagai salah satu sumber kebutuhan.

Aksi bersih sungai dan pesisir pantai tersebut juga mendapat dukungan pihak ketiga, terutama peralatan yang dibutuhkan, termasuk perahu karet disediakan Kodam XVI/Pattimura untuk mengangkat sampah plastik yang berada di perairan teluk Ambon.

Usai aksi bersih sungai dilakukan pihak Bapedal provinsi Maluku merencanakan memasang jaring pada muara sungai Waeruhu, sekaligus menempatkan petugas untuk melakukan pengawasan, sehingga sampah-sampah yang terbawa di sungai tersebut dapat tertahan dan tidak masuk ke Teluk Dalam Ambon.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016