Ternate, 2/9 (Antara Maluku) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Utara (Malut) terus berupaya menghentikan atau menghilangkan kebiasaan oknum nelayan di daerah itu yang menangkap ikan menggunakan bahan peledak atau bom karena merusak lingkungan laut.

"Masih ada oknum nelayan di Malut yang menangkap ikan menggunakan bom, oleh karena itu DKP Malut bersama DKP lainnya terus melakukan penyuluhan kepada nelayan mengenai bahaya menangkap ikan seperti itu, baik bagi kelestarian lingkungan maupun keselamatan nelayan," kata Kepala DKP Malut Buyung Radjiloen di Ternate, Jumat.

Ia mengharapkan melalui penyuluhan itu diharapkan dapat memunculkan kesadaran nelayan untuk berhenti menangkap ikan menggunakan bom dan beralih menggunakan alat yang ramah lingkungan, seperti jaring yang selama ini banyak dimanfaatkan nelayan di daerah itu.

Menurut Buyung Radjiloen, upaya lain yang dilakukan DKP Malut untuk menghilangkan penggunaan bom ikan dalam penangkapan ikan adalah memberikan bantuan sarana penangkapan kepada nelayan, seperti kapal ikan yang dalam dua tahun terakhir mencapai lebih dari 500 kapal.

Bantuan lainnya diberikan kepada nelayan berupa modal usaha pembudidayaan rumput laut dan ikan kerapu, seperti yang telah disalurkan kepada nelayan di Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Selatan dan Kabupaten Kepulauan Sula.

"DKP Malut juga melibatkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memberikan pemahaman kepada nelayan di lingkungan masing-masing mengenai pentingnya menangkap ikan dengan cara ramah lingkungan, baik dilihat dari segi agama maupuan nilai-nilai kearifan lokal," katanya.

Sebelumnya sejumlah aktivitas lingkungan di Malut melaporkan aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom telah mengakibatkan kerusakan terumbu karang di sejumlah lokasi di Malut, seperti di perairan Kayoa dan perairan Gura Ici, yang selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan objek wisata bahari terbaik di Kabupaten Halmahera Selatan.

Nelayan yang sering menangkap ikan menggunakan bom di perairan Malut, selain dari nelayan lokal juga disinyalir dari provinsi tetangga di sekitar Malut.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016