Ternate, 5/9 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) mempersiapkan diri menghadapi pengaruh perekonomian dunia, dengan mengintensifkan upaya menjaga inflasi tetap standar, terutama pada 11 produk lokal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate Arif Gani di Ternate, Senin, mengatakan, ada beberapa variabel harus dimonitor, harga yang diukur serta regulasi juga harus dipersiapkan, untuk melindungi produk lokal.

Karena itu, kata dia, Pemkot Ternate menetapkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur Tata Niaga hasil pertanian, perkebunan dan perternakan.

"Ke depan, dengan Perda ini kita bisa batasi hasil produk yang berasal dari luar, agar kita bisa melindungi produk pertanian yang berasal dari dalam, jadi ini semua menuju ke swasembada pangan nasional," katanya.

Dia mengatakan, dengan adanya pemberdayaan masyarakat, perbaikan infrakstruktur pertanian dan peningkatan produksi pertanian, ke depan Ternate tetap menjadi pasar.

"Ketika dalam daerah Malut menuju Ternate, maka sedikit-demi sedikit pasti mengurangi pasokan yang datang dari luar dengan demikian cost dari dalam semakin kecil dan rantai distribusinya juga semakin mudah, otomatis harga akan turun itu yang kita harapkan, makanya kita tetap terkoordinasi dengan instansi terkait, sehingga komuditi lokal ini menjadi perhatian," kata Arif Gani.

Sementara itu, kepala Divre Perum Bulog wilayah I Kota Ternate, Najamudin Kotaromalos ketika dihubungi mengatakan, pada dasarnya Bulog mendukung sekali program Pemerintah Daerah dalam rangka produksi pangan, kemandirian pangan itu yang paling pokok dalam tugas Bulog, sehingga kalau memang prduksi di daerah sudah bisa mencukupi kebutuhannya, maka Bulog tidak perlu lagi pesan dari Daerah lain

Untuk produk lokal seperti Jagung dan beras lokal, kata Najamudin, sampai saat ini pihaknya masih menunggu Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang kualitas jagung, karena harus didasari dengan aturan yang ada dan yang dilakukan ini dana dari pusat, jadi kita perlu adanya SOP karena ini menyangkut kwalitas jagung.

Sedangkan untuk komoditas beras, tingkat harga di petani masih cukup tiggi diatas harga standar, sehingga untuk produksi beras di beberapa lokasi yang ada masih diatas harga, berarti harga petani mengalami kenaikan.

"Ini menjadi keuntungan bagi petani, ini yang kita selalu menjaga, sehingga jangan sampai harga petani itu mengalami penurunan, kalau turun dari harga dasar maka itu tidak boleh karena petani pastinya merugi, kalau terjadi penurunan yang pastinya bulog akan masuk, selain harga yang diperhitungkan juga dari sisi Kadar air, sehingga harus memenuhi standar," kata Najamudin.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016