Ternate, 25/9 (Antara Maluku) - Sultan Ternate, Maluku Utara (Malut) Nulzuluddin Sjah berjanji akan merangkul semua perangkat kesultanan, termasuk yang bersebarangan pascapengukuhan dirinya.

"Saya akan merangkul semua perangkat Kesultanan Ternate yang masih terkotak-kotak akibat adanya perbedaan, sehingga tidak lagi terjadi polemik," katanya, di Ternate, Sabtu.

Dia menyatakan, memiliki tanggung jawab dalam menyatukan kembali seluruh kekuatan massa adat pascameninggalnya mendiang Sultan Ternate ke-48 Mudaffar Sjah.

Selain itu, dirinya berjanji tidak akan memberhentikan perangkat adat yang diduga mendukung kelompok lainnya, sehingga adat seatorang kembali dijalankan dan ditegakkan sebagai falsafah kehidupan masyarakat di daerah ini.

Dirinya juga tidak ingin mempolemikkan masalah internal, karena hal tersebut merupakan dinamika yang akan dicarikan penyelesaiannya secara bermusyawarah.

Sebelumnya, Keraton Kesultanan Ternate memanas setelah pengukuhan Nulzuluddin Sjah, anak mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah yang dilakukan oleh Kimalaha Munir Tomagola pada Jumat (23/9) Kemarin.

Pelantikan terhadap Nuzuludin Mudaffar Sjah dianggap Bobato 18 tidak sah karena menyalahi aturan, karena Munir telah dinonaktifkan dari jabatan Kimalaha Tomagola oleh Bobato 18.

Juru Bicara Bobato 18 Kesultanan Ternate, Ode A Soawale ketika dihubungi mengatakan, ritual pelantikan sultan seharusnya dilakukan Kimalaha Marsaoly, bukan Kimalaha Tomagola, sehingga sesuai dengan hukum adat tidak sah.

Akibatnya, pelantikan Nuzuludin Mudaffar Sjah sempat terjadi kericuhan di Kedaton. Bahkan salah seorang penjaga mengamuk sambil membawa senjata tajam.

Dia menyatakan, yang memiliki kewenangan untuk mengangkat mahkota dan meletakkan mahkota di kepala Sultan Ternate adalah Kimalaha Marsaoly, sehingga di luar dari itu tidak dikenal dalam adat kesultanan Ternate.

Dengan demikian, pelantikan sultan yang dilakukan Munir Tomagola dinyatakan tidak sah. Selain telah dinonaktifkan Bobato 18 atas persetujuan Kolano Masoa, Hi Sarifuddin Sjah dan telah dikembalikan kepada marganya untuk mengusulkan orang lain, juga Munir tidak memiliki kewenangan melantik sultan.

Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Bobato 18 akan melantik Kimalaha Tomagola menggantikan Munir, termasuk Qadih Kesultanan Ternate Hi Ridwan Dero juga dipecat karena ikut bersama-sama dengan Munir melantikan sultan, dengan dalih apapun, pelantikan sultan yang dilakukan Kimalaha Tomagola dan Qadih tidak sah.

Selain itu, Bobato 18 juga berencana untuk memindahkan mahkota Kesultanan Ternate ke Kedato Ici di kawasan Soa Sio hingga adanya pemilihan Sultan Ternate yang dilakukan oleh Bobato 18 Kesultanan Ternate.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016