Ternate, 14/10 (Antara Maluku) - Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara (Malut) terus berupaya mewujudkan stabilitas harga ikan di daerah ini, baik di tingkat pasar maupun nelayan.

"Harga ikan di pasaran Malut selama ini selalu cukup mahal, padahal, bahkan selalu menjadi penyebab tingginya angka inflasi, padahal daerah ini kaya ikan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut Buyung Radjiloen di Ternate, Jumat.

Di sisi lain harga ikan di tingkat nelayan sangat murah, bahkan tidak jarang nelayan kesulitan memasarkannya padahal kebutuhan konsumsi ikan di daerah ini, terutama di daerah perkotaan sangat besar.

Menurut Buyung Radjiloen, semua itu terjadi karena panjangnya mata rantai pemasaran ikan dari nelayan sampai ke pasar, selain itu karena biaya distribusi yang cukup mahal.

Oleh karena itu, DKP Malut mencoba mengatasinya dengan cara membangun cool storage di sejumlah kabupaten/kota untuk menampung hasil tangkapan nelayan setempat terutama musim ikan yang biasanya hasil tangkapan nelayan melimpah.

Ikan yang di tampung di cool storage tersebut, menurut Buyung Radjiloen, akan didistribusikan langsung ke pasar saat ikan langkah, misalnya ketika terang bulan atau cuaca di laut buruk, sehingga harga ikan bisa lebih murah.

DKP Malut rencananya akan membangun cool storage di tiga daerah yang telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan industri perikanan di Malut yakni di Ternate, di Tobelo, Halmahera utara dan Panamboang, Halmahera Selatan, namun yang sudah diterealisasi baru di Panamboang.

Buyung Radjiloen menambahkan, upaya lain yang dilakukan DKP untuk mewujudkan stabilias harga ikan adalah mendorong semua perusahaan ikan yang menangkap ikan di perairan Malut untuk mendaratkan ikannya di daerah ini, sehingga stok ikan akan selalu memadai.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016