Ternate, 4/11 (Antara Maluku) - Dinas Pertanian Maluku Utara mengupayakan provinsi setempat mendapat alokasi sapi bakalan yang didatangkan Kementerian Pertanian dari Meksiko guna menekan tingginya harga daging sapi.
"Kami belum mengetahui apakah sapi bakalan itu akan dibagikan ke daerah, tetapi kalau memang dibagikan ke daerah, kami akan mengusulkan ke Kementerian Pertanian agar Malut mendapat alokasi," kata Kelapa Distan Malut Musdalifa Ilyas di Ternate, Jumat.
Kementerian Pertanian berencana mendatangkan sapi bakalan dari Meksiko sebanyak 400 ribu ekor untuk menekan harga daging sapi di berbagai daerah di Indonesia yang saat ini masih cukup mahal, termasuk di Malut yang kini mencapai Rp100 ribu sampai R110 ribu per kg.
Namun, menurut Musdalifa Ilyas, jika daerah yang akan mendapat alokasi pembagian sapi bakalan tersebut persyaratannya harus memiliki fasilitas khusus untuk penggemukan sapi, Malut mungkin tidak akan mendapat bagian karena di daerah itu belum ada fasilitasnya, baik pemda maupun pengusaha sapi potong.
Pengusaha sapi potong di Malut, katanya, memang ada, tetapi mereka dalam melakukan usahanya hanya membeli sapi dari masyarakat kemudian menjualnya langsung ke konsumen atau mengirim ke luar daerah tanpa melalui proses penggemukan karena sapi itu sudah berusia siap potong.
Menurut Musdalifa Ilyas, pengembangan sapi potong di Malut cukup berhasil ditandai dengan semakin banyaknya populasi sapi potong di daerah itu, bahkan sejak beberapa tahun terakhir sudah mampu swasembada sapi potong, baik daging maupun untuk kebutuhan hewan kurban.
Populasi sapi potong di Malut saat ini sekitar 118 ribu ekor dan setiap tahunnya mampu menyediakan stok sapi potong untuk berbagai kebutuhan sekitar 10 ribu ekor, sedangkan yang diserap di Malut hanya lima ribu ekor, sehingga lima ribu ekor lainnya dikirim ke daerah lain.
Musdalifa Ilyas menambahkan walaupun pengembangan sapi potong di Malut cukup berhasil, hal itu membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, seperti bantuan bibit sapi atau indukan sapi agar daerah itu bisa merealisasikan target sebagai daerah sentra produksi sapi potong nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Kami belum mengetahui apakah sapi bakalan itu akan dibagikan ke daerah, tetapi kalau memang dibagikan ke daerah, kami akan mengusulkan ke Kementerian Pertanian agar Malut mendapat alokasi," kata Kelapa Distan Malut Musdalifa Ilyas di Ternate, Jumat.
Kementerian Pertanian berencana mendatangkan sapi bakalan dari Meksiko sebanyak 400 ribu ekor untuk menekan harga daging sapi di berbagai daerah di Indonesia yang saat ini masih cukup mahal, termasuk di Malut yang kini mencapai Rp100 ribu sampai R110 ribu per kg.
Namun, menurut Musdalifa Ilyas, jika daerah yang akan mendapat alokasi pembagian sapi bakalan tersebut persyaratannya harus memiliki fasilitas khusus untuk penggemukan sapi, Malut mungkin tidak akan mendapat bagian karena di daerah itu belum ada fasilitasnya, baik pemda maupun pengusaha sapi potong.
Pengusaha sapi potong di Malut, katanya, memang ada, tetapi mereka dalam melakukan usahanya hanya membeli sapi dari masyarakat kemudian menjualnya langsung ke konsumen atau mengirim ke luar daerah tanpa melalui proses penggemukan karena sapi itu sudah berusia siap potong.
Menurut Musdalifa Ilyas, pengembangan sapi potong di Malut cukup berhasil ditandai dengan semakin banyaknya populasi sapi potong di daerah itu, bahkan sejak beberapa tahun terakhir sudah mampu swasembada sapi potong, baik daging maupun untuk kebutuhan hewan kurban.
Populasi sapi potong di Malut saat ini sekitar 118 ribu ekor dan setiap tahunnya mampu menyediakan stok sapi potong untuk berbagai kebutuhan sekitar 10 ribu ekor, sedangkan yang diserap di Malut hanya lima ribu ekor, sehingga lima ribu ekor lainnya dikirim ke daerah lain.
Musdalifa Ilyas menambahkan walaupun pengembangan sapi potong di Malut cukup berhasil, hal itu membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, seperti bantuan bibit sapi atau indukan sapi agar daerah itu bisa merealisasikan target sebagai daerah sentra produksi sapi potong nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016