Ambon, 8/11 (Antara Maluku) - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) meminati ikan produksi laut Maluku yang potensi lestarinya 1,63 juta ton/tahun sehingga berpeluang diekspor ke negara tersebut.

Kabag Humas Pemprov Maluku, Bobby Palapia, di Ambon, Selasa, mengatakan, minat tersebut disampaikan saat Gubernur Said Assagaff berkunjung ke Korsel pada dua pekan lalu.

Menurut Bobby, Wali Kota Goyang, Provinsi Gyeonggi pun berencana berkunjung ke Maluku untuk menjajaki kerja sama bidang kelautan dan perikanan serta pariwisata.

Pertimbangannya, Maluku memiliki laut sekitar 92,4 persen dari wilayahnya seluas 712.480 KM2 dengan perikanan tangkap meliputi kelompok pelagis besar seperti tuna dan cakalang, pelagis kecil, demersal, udang, cumi-cumi dan ikan karang dengan potensi sebanyak 587.000 ton.

Sedangkan, potensi perairan untuk budidaya laut seluas 494.400 Ha.

"Jadi gubernur telah menjamin, silakan menjalin kerja sama untuk impor dari Maluku maupun investor asal Korsel menanamkan sahamnya di sektor kelautan dan perikanan di daerah ini," ujar Bobby.

Dia mengemukakan, peluang strategis ini didorong Gubernur dengan pembangunan pelabuhan perikanan terpadu, dimana pemerintah Belanda telah menunjuk konsultan untuk mengkaji hasil studi kelayakan lokasi.

Pemprov Maluku menyiapkan lahan seluas 300 hektare di perbatasan Desa Waii dan Tulehu, sedangkan, di Batugong harus ada pembebasan lahan.

Pembangunan pelabuhan perikanan terpadu tersebut dibutuhkan Pemprov Maluku guna mendukung peningkatan ekspor hasil perikanan ke sejumlah negara di Eropa dan Asia.

"Pemprov Maluku pun telah menjalin kerja sama dengan PT Pelindo untuk mendukung pengembangan pelabuhan perikanan terpadu tersebut karena berkaitan dengan kontainer," kata Bobby.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016