Ambon, 30/11 (Antara Maluku) - Forum Bisnis Rempah-Rempah Maluku yang digelar oleh Dewan Rempah Indonesia Wilayah Maluku menghasilkan 14 rekomendasi untuk menjawab tantangan persyaratan produk cengkih dan pala bernilai ekspor ke Eropa.

"Rekomendasi yang dihasilkan antara lain pemetaan produktivitas cengkih dan pala per wilayah dan berdasarkan level kualitas dan strategi penanganannya, dan pengujian peralatan pengeringan yang memenuhi standar ramah lingkungan sesuai persyaratan negara tujuan ekspor," kata Ketua Dewan Rempah Indonesia Wilayah Maluku Djalaludin Salampessy di Ambon, Rabu.

Dewan Rempah Indonesia Wilayah Maluku juga diharapkan dapat menjalin komunikasi dengan negara tujuan ekspor agar bisa memahami sistem, mekanisme, dan persyaratan ekspor - impor.

"Rekomendasi ini menjadi acuan bagi kami untuk mendorong peningkatan produksi, kualitas dan kesiapan bersama-sama instansi terkait, dalam upaya mengekspor produk-produk cengkih dan pala," kata Djalaludin.

Dalam Forum Bisnis Rempah-Rempah Maluku yang juga dihadiri oleh petani cengkih dan pala, pedagang pengumpul, pengusaha, dan beberapa instansi terkait di Maluku, direkomendasikan juga pengusulan Pelabuhan Yos Sudarso sebagai satu-satunya pintu keluar ekspor rempah-rempah Maluku.

Menanggapi hal itu, perwakilan PT Pelindo IV mengiyakannya, dan juga akan mengupayakan agar PT Sucofindo kembali beroperasi di Maluku, dengan menyediakan ruangan kerja bagi mereka, sehingga bisa membantu kelancaran proses ekspor cengkih dan pala langsung dari Ambon.

Sedangkan untuk pengujian kualitas, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diharapkan bisa membantu memenuhi standarisasi nilai ekspor negara tujuan, dan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Ambon dipersiapkan guna bisa mengeluarkan sertifikasi kesehatan bagi produk cengkih dan pala.

Dari segi regulasi, terdapat rekomendasi untuk membuat peraturan daerah mengenai tata niaga pasar, khususnya sistem dan mekanisme perdagangan dan pemasaran rempah untuk tujuan ekspor, juga sistem resi gudang.

"Masyarakat dan petani sudah harus diberi penguatan kapasitas, terkait informasi dan pengetahuan mengenai tata cara tanam, memelihara, memetik, menjemur dan mengelola untuk mendapatkan kualitas yang baik, bukan hanya produk asli tapi juga produk turunan yang bisa menarik industri pada sektor-sektor lain," kata Djalaludin.

Pewarta: SharivaAlaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016