Ambon (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ambon, Maluku, memfasilitasi ekspor rempah Maluku berupa biji pala, fuli dan gagang cengkih ke Belanda.
"Ekspor rempah kali ini dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, kemudian singgah ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk dilakukan fumigasi dan restuffing ke kontainer ekspor lalu berlayar ke Belanda," ujar Kepala Barantan Ambon, Kostan di Ambon, Selasa.
Kostan menjelaskan komoditas rempah-rempah yang akan menuju Belanda tersebut mencapai 14,9 ton berupa biji pala, fuli dan gagang cengkih.
"Rempah ini telah dilakukan tindakan karantina dan akan singgah di Surabaya untuk dilakukan lagi tindakan karantina sesuai persyaratan negara tujuan,” kata Kostan menjelaskan.
Pengiriman rempah milik PT KRM dari Ambon menggunakan KM Meratus Palembang yang terdiri atas empat ton pala ABCD (Myristica fragrans), satu ton fuli (Myristica fragrans) dan 9,9 ton gagang cengkih (Eugenia aromatica).
Menurut Kostan, sebelum dikirim rempah tersebut telah dilakukan pemeriksaan fisik oleh Pejabat Karantina Pertanian Ambon yang bertanggung jawab di Pelabuhan Yos Sudarso.
Pemeriksaan untuk memastikan komoditas tersebut memenuhi persyaratan negara tujuan yaitu tidak adanya serangga hidup.
Kostan menambahkan bahwa selain itu juga ada persyaratan terkait Regulasi Uni Eropa (EU) Nomor 2016/24.
Regulasi ini mewajibkan ekspor pala dari Indonesia berupa Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Karantina (Phytosanitary Certificate) dan Certificate of Analysis (CoA) mengenai kandungan cemaran aflatoksin yang memenuhi persyaratan Uni Eropa.
Batasan maksimum yang ditetapkan adalah lima ppm untuk aflatoksin B1; 10 ppb untuk aflatoksin total (B1, B2, G1 dan G2); kandungan air sebesar 4,12 persen, dan okratoksin sebesar 15 ppb.
“Persyaratan ini telah dilengkapi melalui hasil laboratorium Angler Biochemlab di Surabaya sehingga semua persyaratan negara Belanda sudah terpenuhi oleh PT KRM,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Barantan Kementerian Pertanian Bambang mengungkapkan bahwa rempah Indonesia masih menjadi daya tarik mancanegara.
Bambang berharap ekspor pala, fuli dan gagang cengkih ini dapat di terima pasar Uni Eropa sehingga dapat menambah devisa negara.
“Semoga ke depan, ekspor ini terus berlanjut, membawa keberhasilan ekspor bagi rempah asli Maluku dan semakin dikenal juga laris di pasar manca negara sebagaimana aroma dan kualitas yang dimiliki oleh rempah asli Maluku," kata Bambang.