Ambon, 20/1 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff mengatakan, pengalihan tugas memimpin Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku dari Wuryanto kepada pimpinan baru, Bambang Pramasudi merupakan bagian dari menjaga kesinambungan tugas, fungsi dan tanggung jawab yang di embankan BI.

"Selain itu, alih fungsi tugas ini juga untuk melaksanakan proses regenerasi dan kaderisasi Pimpinan BI guna merespons berbagai tuntutan internal maupun kepentingan masyarakat," katanya, saat memberikan sambutan pada acara serah terima jabatan Pimpinan Perwakilan BI Provinsi Maluku di Ambon, Jumat.

Said Assagaff mengatakan, selaku Gubernur Maluku dan atas nama masyarakat di Provinsi Maluku, pihakyan menaruh harapan besar kepada Kepala Kantor Perwakilan BI yang baru untuk semakin meningkatkan peran bersama pemerintah daerah dalam memberi kontribusi bagi pencapaian kinerja perekonomian, mewujudkan stabilitas serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di wilayah ini.

"Kita memang mesti bekerja lebih baik bagi daerah ini. Berdasarkan data BI tentang kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Maluku, dapat dikemukakan beberapa hal antara lain pertumbuhan ekonomi Maluku tercatat melambat pada triwulan III tahun 2016, yaitu mencapai 5,68 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,32 persen," ujarnya.

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,02 persen.

Dari sisi permintaan, lambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku dipengaruhi oleh lambatnya konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi.

Prospek perekonomian daerah, pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku pada triwulan I-2017 diperkirakan tumbuh stabil dalam rentang 5,8 persen-6,2 persen.

Sementara inflasi tahunan Provinsi Maluku pada triwulan III-2016 lebih rendah dari agregat inflasi, provinsi Papua, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara maupun nasional.

"Laju inflasi Provinsi Maluku tercatat2,90 persen, pada triwulan III-2016, sedangkan laju inflasi Sulawesi,Papua, Bali, Nusa Tenggara maupun nasional masing-masing tercatat sebesar3,27 persen, 3,10 persen, dan 3,07 persen," ujarnya.

Laju inflasi Provinsi Maluku pada triwulan III-2016 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,82 persen.

Dia mengatakan, peningkatan laju inflasi tahunan Provinsi Maluku pada triwulan IV-2016 didorong oleh kelompok bahan makanan, sementara prospek inflasi pada triwulan I-2017 berada pada rentang 4,7 - 5,1 persen atau lebih tinggi dari triwulan IV-2016 dalam rentang 3,7 - 4,1 persen.

Dua indikator ekonomi makro di Provinsi Maluku ini, setidaknya mengisyaratkan dan mengingatkan kita bersama untuk bekerja lebih baik lagi ke depan. Walaupun memang masih ada indikator ekonomi makro yang turut mempengaruhi perekonomian suatu daerah.

"Namun demikian, kami percaya segala tantangan dan kendala dapat diatasi jika kita berkomitmen bergandengan tangan memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini," kata gubernur. 

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017