Ambon, 21/1 (Antara Maluku) - Kepala Puskesmas Christina Martha Tiahahu, Kota Ambon, drg Jeane Kaya mengatakan pencegahan penyakit seperti poliomyelitis (kelumpuhan), campak (measles), difteri (indrak), pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari), tetanus, tuberculosis (TBC) dan hepatitis B terus digalakkan melalui program imunisasi pada bayi dan anak di Ambon.

"Program imunisasi pada bayi dan anak dilakukan setiap bulan, dengan jadwal setiap hari Senin. Tempat pelayanan imunisasi dilakukan di Puskesmas dan Posyandu," kata Dokter Jeane, di Ambon, Sabtu.

Menurut dia, imunisasi adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin.

"Vaksin adalah produk biologis yang berasal dari virus, atau bakteri penyakit yang telah dilemahkan/dimatikan atau rekombinan, yang digunakan untuk menangkal penyakit. Kehadiran vaksin dalam tubuh manusia akan mendorong reaksi perlawanan terhadap virus atau bakteri dari penyakit yang bersangkutan," kata Dokter Gigi yang lahir tahun 1957 ini.

Karena itu, pemberian vaksin kepada bayi dan anak, melalui program imunisasi merupakan tugas utama dalam pelayanan kesehatan, selain melayani penyakit-penyakit yang lain.

"Penambahan tiga vaksin dasar yang diinstruksikan oleh Kementerian Kesehatan, akan diberikan kepada masyarakat baik kepada bayi dan anak maupun ibu hamil," kata dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran UNHAS Makasar, tahun 1988 ini.

Ia mengungkapkan, ada lima vaksin dasar yang harus diberikan pada bayi, yakni vaksin Polio, vaksin campak, vaksin BCG, vaksin hepatitis B dan vaksin DPT.

"Vaksin polio diberikan kepada anak dengan cara meneteskan pada mulut, sebanyak 1cc/2 cc dalam satu ampul dan empat vaksin lainnya diberikan dengan cara menyuntikan sesuai ukuran masing-masing," jelas dokter yang sudah mengabdi hampir 30 tahun ini.

Disinggung, persediaan vaksin di Puskesmas, menurut dokter gigi, yang pada bulan April 2017 sudah pensiun ini, bahwa persediaan vaksin tidak ada masalah, karena selalu ada. Kalau stok sudah menipis segera koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Ambon, untuk pengadaan, tetapi kalau ada persediaan di gudang, langsung diambil dan digunakan.

"Pengadaan vaksin tidak melalui distributor tetapi langsung dari Kementerian Kesehatan, ini sejak lama mekanismenya seperti itu. Sehingga kalau beberapa waktu lalu heboh soal vaksin palsu, di Kota Ambon bahkan di Maluku, tidak ada vaksin palsu," kata dokter gigi satu anak ini.

Dokter gigi yang hoby berolahraga bola volly ini, mengaku bahwa setiap hari melayani banyak pasien, tidak hanya pasien di wilayah kerjanya, tetapi ada dari wilayah lain yang bukan termasuk dalam wilayah kerjanya.

"Kita melayani banyak pasien, mereka datang dari luar wilayah kerjanya, bahkan ada yang datang dari Kabupaten Maluku Tengah, Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. Kita tanya mengapa datang jauh-jauh, mereka jawab sudah terbiasa di Puskesmas ini. Mereka datang jauh-jauh kita layani," kata dokter gigi kelahiran Haria, pulau Saparua ini.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017