Ternate, 3/3 (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara menyebutkan investasi modal asing maupun lokal yang masuk di Halmahera Selatan hingga kini telah mencapai angka Rp 30 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Halsel, Nasir Koda di Ternate, Jumat mengatakan nilai investasi terdiri dari investasi disektor pertambangan, perkebunan, pertanian, perdagangan dan parwisata serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Sedangkan untuk sektor pertambangan dan perkebunan tercatat paling tinggi sebagaimana investasi modal dari sejumlah perusahaan diantaranya PT Mega Surya Pertiwi sebesar Rp4,1 triliun.

Kemudian PT Wanatiara Persada Rp 9,1 triliun, PT Gelora Mandiri Membangun (GMM) Rp6 triliun dan PT Harita Mutly Maining Rp 2 triliun, sisanya adalah investasi disektor parawisata, perikanan, perdangan dan UMKM.

Meski begitu, sejumlah perusahaan ini termasuk beberapa perusahaan lainnya yang beroperasi di Halsel, belum juga melaporkan besaran nilai investasi. 

Perusahaan-perusahaan itu di antaranya PT Wanitiara Persada, PT Trimega Bangun Persada, PT Mega Surya Pertiwi, PT Harita Multi Karya, PT Maluku Utara Fisheries, PT Gelora Mandiri Membangun, PT Poleko Grup, PT Central Utara Peari, PT Gane Permai Sentosa, PT Celebes Sinar Sentosa, PT Kirana Duta Mas dan PT.Gelora Bakti Persada.

"Perusahaan-perusahaan ini kita sudah surati agar melaporkan nilai investasi mereka. Cuman sampai sejauh ini sebagian besar belum menyampaikan," ujarnya.

Nasir menambahkan, sebagaimana target investasi, Malut dibebankan untuk mampu menarik investasi sebesar Rp10,2 triliun dari total target investasi nasional nilai sebesar Rp 678,8 triliun.

"Halsel sendiri sudah mencapai sebesar Rp30 triliun, jadi nilai investasi yang ada di Halsel sudah melewati target investasi yang ditetapkan Pemerintah Pusat untuk wilayah Malut," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017