Ambon, 7/3 (Antara Maluku) - Arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku mengkaji teknologi dan pengetahuan etnoarkeologi tradisi pembuatan perahu tradisional masyarakat Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.

"Saya mencoba melakukan pendekatan dari catatan-catatan sejarah yang ditulis oleh Hamka Naping dan kawan-kawan mengenai perkembangan peradaban di Halmahera Utara," kata Arkeolog Lucas Wattimena di Ambon, Selasa.

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Hamka Naping, guru besar antropologi Universitas Hasanuddin Makassar, terdapat beberapa jenis perahu tradisional yang berkembang di sana, salah satunya adalah kora-kora yang diyakini mulai ada pada abad ke-16 Masehi.

Dikatakannya, penelitiannya tersebut merupakan lanjutan dari kajiannya mengenai tradisi pembuatan perahu tradisional masyarakat di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah pada 2014, dan di Pulau Dullah dan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara pada 2016.

Berbeda dengan sebelumnya, penelitian dengan metode pengamatan dan wawancara di Kabupaten Halmahera Utara, akan meliputi lima kawasan, yakni Tobelo, Galela, Kao, Loloda, dan Malifut pada 8-20 Maret 2017.

Dalam riset itu, akan ditelusuri cara pembuatan perahu tradisional dari sisi etnoarkeologi untuk mengetahui pengetahuan dan teknologi yang digunakan, serta simbol-simbol dan konteksnya dengan gender.

"Output dari penelitian saya ini akan dijadikan buku tentang tradisi pembuatan perahu tradisional di kepulauan Maluku," katanya.

Menurut ahli antropologi budaya itu, dari hasil kajian sebelumnya, rata-rata perahu tradisional masyarakat di Maluku memiliki ciri khas yang sama dalam pemilihan kayu sebagai bahan dasar.

Sebagian besar "tukang" perahu menggunakan kayu pohon gofasa (Vitex cofassus Reinw) yang banyak tumbuh di hutan-hutan Maluku, Sulawewi dan Papua.

Rata-rata perahu tradisional dibuat mengikuti fungsi dan tujuan penggunaannya, konturnya juga disesuaikan untuk mampu melawan arus ombak.

"Pada dasarnya perahu-perahu tradisional Maluku di bagian utara, tengah dan tenggara memiliki persamaan dan perbedaan, terutama untuk hal-hal yang mendalam adalah di pengetahuannya," ucapnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017