Ambon, 23/5 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff menyetujui perayaan dua abad pahlawan nasional, Martha Christina Tiahahu dilaksanakan di Negeri Abubu, Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, pada 2 Januari 2018.

"Saya menyetujui permohonan ahli waris pahlawan nasional perempuan yang patut dihargai perjuangan maupun pengorbangannya bagi Bunda Pertiwi," kata Gubernur saat bersilaturahim dengan Raja (Kepala Desa) Tujuh Negeri se-Pulau Nusalaut serta Panitia Perayaan Dua Abad Ina Ata (Nenek Martha) dan Mangente (Kunjungi) Negeri Abubu di Ambon, Selasa.

Perayaan dua abad pahlawan Martha merupakan bagian dari momentum serupa dengan pahlawanan nasional Thomas Matulessy yang bergelar Pattimura pada 15 Mei 2017.

"Kami harus menghargai jasa para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya bagi Bunda Pertiwi, teristimewa Martha sebagai rekan seperjuangan Thomas Matulessy dan kawan-kawannya saat perang Pattimura pada 1817," ujarnya.

Karena itu, perayaan dua abad pahlawan Martha harus dikemas seoptimalnya sehingga memotivasi semangat generasi muda, terutama kaum perempuan di Tanah Air agar mengikuti jejaknya untuk mengisi kemerdekaan dengan terobosan strategis dalam menjawab mekanisme pemerintahan serta mengoptimalisasi pembangunan dan pelayanan sosial.

"Minimal dua abad perayaan pahlawan Martha menjadi momentum awal yang dikemas nantinya menjadi destinasi pariwisata rutin setiap tahun karena memiliki nilai historis didukung pesona wisata bahari menarik," kata gubernur.

Dia juga mengarahkan pembangunan monumen Martha berupa patung baru, menyusul patung lama yang ditempatkan di Negeri Abubu dengan arsitektur sejarah mendukung pengembangan pariwisata di Pulau Nusalaut.

"Saya mendambakan patung pahlawan Martha diresmikan bertepatan dengan perayaan dua abadnya di Abubu yang rangkaian acaranya diprogramkan dihadiri warga asal negeri sedunia," kata gubernur.


Apresiasi

Perwakilan Raja Tujuh Negeri Pulau Nusalut, Decky Tanasale mengapresiasi kepedulian Gubernur Said dalam rangka memperingati dua abad pahlawan Martha di Abubu yang merupakan anak dari Kapitan Paulus sebagai rekan seperjuangan Kapitan Pattimura.

"Kami sudah membicarakannya sejak 2016 dengan dukungan ahli waris dan panitia dua abad peringatan Ina Ata dan Mangente Abubu, makanya momentum ini harus sukses yang memberikan dampak bagi pengembangan pariwisata Maluku, khususnya Pulau Nusalaut," ujarnya.

Panitia Dua Abad Peringatan Ina Ata dan Mangente Abubu, Lusi Peilouw mengemukakan, sejumlah kegiatan diprogramkan untuk menyukseskan momentum tersebut dengan sasaran warga di Pulau Nusalaut-Saparua-Haruku yang disebut Kepulauan Lease.

"Jujur program prioritas adalah pembangunan monumen pahlawan maupun renovasi gedung Ina Ata yang telah direspon Gubernur Said mengarahkan, Kadis Perumahan dan Permukiman Maluku, Kasrul Selang untuk menangani," katanya.

Sebelumnya, lima ahli waris pahlawan nasional tersebut, yakni Leonard, Frans, Alexander, Petrus maupun Martha Christina Tijahahu pada 18 Mei 2017 menyurati Gubernur Maluku Said Assagaff untuk membangun monumen baru di Negeri Abubu karena yang lama dinilai tidak layak.

Martha dalam suatu operasi pembersihan kolonial Belanda pada Desember beserta 39 orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.

Selama di atas kapal, kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu memburuk. Dia menolak makan dan pengobatan.

Akhirnya pada 2 Januari 1818, selepas Tanjung Alang, Pulau Ambon, Martha Christina Tiahahu menghembuskan nafas yang terakhir. Jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan dengan penghormatan militer ke laut Banda.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969 tertanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tiahahu yang lahir pada 4 Januari 1980 secara resmi diakui sebagai pahlawan nasional.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017