Ambon, 16/6 (Antara Maluku) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan I-2017 tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Pertumbuhan ekonomi Maliuku pada triwulan I-2017 tercatat sebesar 6,19 persen (yoy) lebih tinggi dibanding triwulan IV-2016 sebesar 5,91 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Jumat.

Realisasi pertumbuhan tersebut, lanjutnya, masih lebih tinggi dibanding nasional yang tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy).

Dia mengatakan dari lapangan usaha, pertumbuhan pada triwulan I-2017 didorong oleh penguatan kinerja sub sektor perikanan seiring dengan peningkatan hasil produksi, ditambah dengan realisasi pembangunan proyek investasi swasta yang meningkatkan kinerja konstruksi.

Sementara dari sisi pengeluaran, perekonomian didorong oleh perbaikan daya beli masyarakat yang mendorong penguatan konsumsi rumah tangga dan peningkatan kinerja ekspor non-migas dengan komoditas utama ikan segar dan udang beku.

Selain perekonomian yang meningkat, tekanan inflasi Maluku juga mereda, inflasi Maluku pada Mei 2017 tercatat sebesar 3,05 persen (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,33 persen (yoy).

"Inflasi yang rendah tersebut didukung dengan penurunan tekanan pada komponen inflasi inti (core inflation) dan komponen harga yang diatur pemerintah," ujarnya.

Turunnya harga emas perhiasan, lanjutnya, dan tarif angkutan udara menjadi penarik inflasi ke bawah. Namun demikian, harus diwaspadai risiko peningkatan inflasi pada komponen bahan pangan yang bergejolak, sesuai siklusnya, masuknya bulan ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri diperkirakan mendorong kenaikan permintaan.

Menindaklanjuti hal tersebut Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku telah melakukan berbagai hal untuk menurunkan tekanan inflasi dari sisi suplai.

"Pertama dari sisi diseminasi informasi, TPID Maluku telah melakukan talkshow beberapa kali di media elektronik dan bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama untuk menyampaikan pesan agar masyarakat tidak melakukan konsumsi secara berlebihan karena harga bahan pangan berada dalam tingkat yang wajar," ujarnya.

Kemudian pengawasan dan pengendalian distribusi bahan makanan strategis. Pasar murah beberapa kali diadakan untuk mengendalikan harga di tingkat konsumen, pengawasan dan sidak ke pasar untuk menghindari peninbunan barang dan tindakan intervensi terhadap komoditas yang terindikasi mengalami kelangkaan pasokan.

"Khusus untuk kegiatan intervensi, komoditas bawang putih saat ini sedang mengalami kelangkaan secara nasional. Untuk itu Bulog Divre Maluku telah mendatangkan tambvahan 10 ton bawang putih yang diharapkan dapat disalurkan ke pasar untuk pengendalian harga," katanya.

Sedangkan kondisi stabilitas keuangan daerah tetap terjaga dalam batas yang aman, lanjutnya, penyaluran kredit perbankan mencapai Rp10,2 triliun atau tumbuh 14,72 persen(yoy), pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding triwulan IV-2016 yang sebesar 14,16 persen (yoy), Non Performing Loan (NPL), tercatat 1,50 persen pada triwulan I-2017, sedikit lebih tinggi dibanding triwulan lalu yang sebesar 1,45 persen namun masih dibawah batas aman lima persen.

Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan masih mengalami kontraksi, yaitu sebesar 5,03 persen (yoy) pada triwulan I-2017, lebih dalam dibanding triwulan IV-2016 yang terkontraksi 4,54 persen (yoy).

Bambang Pramasudi mengatakan ke depan perekonomian Provinsi Maluku diperkirakan sedikit melambat.

Pertumbuhan ekonomi Maluku diperkirakan berada pada kisaran 5,3-5 persen (yoy), pada triwulan II-2017, melambat dibanding triwulan I-2017 yang tumbuh sebesar 6,19 persen (yoy).

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Maluku diperkirakan meningkat dari 5,76 persen (yoy) pada tahun 2016 menjadi pada kisaran 5,7-6,1 persen (yoy) pada 2017. Pertumbuha tersebut di dorong oleh pwerbaikan kinierja pada sektor perikanan ditambah dengan investasi baru di sektor perikanan yang terpantau meninfkat padsa akhir 2016 dan diperkirakan berlanjut pada tahun berikutnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017